https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/issue/feedBIOFAIR2023-08-25T06:45:22+00:00Open Journal Systems<p>BIOFAIR</p>https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4175ANALISIS POTENSI PENERAPAN STEAM PADA PEMBELAJARAN KULTUR JARINGAN KURIKULUM MERDEKA SMA2023-08-24T13:34:11+00:00Alfina Damayantiaalfinaad@gmail.comElsa Septiani Rintho Miharjoaalfinaad@gmail.comNovita Anggraini,aalfinaad@gmail.comFaila SivaSolechaaalfinaad@gmail.comSeptiana Nur Kholifahaalfinaad@gmail.comPraptining Rahayuaalfinaad@gmail.com<p><em>STEAM adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang relevan diterapkan dalam revolusi 5.0. Pendekatan STEAM memotivasi siswa untuk belajar mengeksplorasi keterampilan mereka sendiri baik dalam segi sains, teknologi, teknik, seni, maupuun matekmatinya. Dalam pengembangan pembelajaran terutama dalam kurikulum baru seperti kurikulum merdeka dibutuhkan metode pembelajaran yang efisien. Dengan mengumpulkan data sekunder untuk kemudian dianalisis dan dituliskan secara deskriptif analitik, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis baik kelebihan dan kekurangan dari metode STEAM untuk diterapkan pada pembelajaran kultur jaringan SMA.Dihasilkanbahwasannya penerapan pendekatan STEAM berpotensi dalam pembelajaran kultur jaringan tingkat SMA.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4176LITERATURE REVIEW : POTENSI PEMBELAJARAN MATERI KULTUR JARINGAN MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA2023-08-24T13:48:19+00:00Lia Risnawatiliarisna2528@gmail.comMerlly Alfina Septianaliarisna2528@gmail.comAde Rahma Pertiwi*liarisna2528@gmail.comSalma Najikhahliarisna2528@gmail.comDeka Yuna Ikhtiaringtyasliarisna2528@gmail.comPraptining Rahayuliarisna2528@gmail.com<p>Konsep kultur jaringan masuk dalam materi bioteknologi yang pelaksanaan pembelajarannya dilakukan secara aplikatif yang dikaitkan dengan obyek nyata dan kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya banyak sekolah yang proses pembelajaran kultur jaringan masih berlangsung secara konvensional, Materi kultur jaringan sendiri merupakan materi kompleks sehingga pemikiran siswa kurang terintegrasi jika hanya di jelaskan secara abstrak. Hal tersebut menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa tidak maksimal karena pembelajaran kultur jaringan yang masih monoton. Masalah yang dihadapi guru adalah bagaimana upaya untuk menggunakan model pembelajaran agar dapat meningkatkan berpikir kritis siswa pada konsep kultur jaringan. Model <em>Problem Based Learning </em>merupakan pmbelajaran yang menggunakan masalah nyata dan terbuka sebagai konteks bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. Oleh karena itu, melalui model <em>Problem Based Learning </em>pada pembelajaran kultur jaringan ini dapat lebih menekankan pehamankonsep materi kultur jaringan baik secara visual maupun praktik.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4177LITERATURE REVIEW : PEMBELAJARAN KULTUR JARINGAN UNTUK MENUMBUHKAN SCIENCE MOTIVATION2023-08-25T01:29:51+00:00Maharani Shintya Putrimaharanishintya14@gmail.comHana Eldiana Yulianimaharanishintya14@gmail.comWima Rahayu Putrimaharanishintya14@gmail.comHaliza Nurul Aminmaharanishintya14@gmail.comPraptining Rahayumaharanishintya14@gmail.com<p>Konsep kultur jaringan masuk dalam muatan bioteknologi yang didasarkan pada kurikulum KTSP. Pembelajaran kultur jaringan harus difokuskan pada konten yang menghubungkan konteks sains untuk meningkatkan <em>science motivation </em>siswa dan membantu mereka mencapai hasil belajar sebaik mungkin. Metode yang digunakan yaitu <em>studi literature </em>atau studi kepustakaan pada beberapa artikel. Dari literature review yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa implementasi kultur jaringan pada pembelajaran itu sangat baik, karena pada era sekarang sangat penting memberikan pengalaman langsung mempraktikkan kultur jaringan kepada siswa. Pembelajaran kultur jaringan harus difokuskan pada konten yang menghubungkan konteks sains untuk meningkatkan <em>science motivation </em>siswa dan membantu mereka mencapai hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotor sebaik mungkin.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4178PEMBELAJARAN KULTUR JARINGAN BERORIENTASI EDUCATION FORSUSTAINABLE DEVELOMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF2023-08-25T01:36:01+00:00Ifa Ana Meilaniifaana1612@gmail.comEma Auliatuzahraifaana1612@gmail.comRizqi Nova Darilliaifaana1612@gmail.comKamila Nur Afifahifaana1612@gmail.comBagus Hadi Akhsanulhaqifaana1612@gmail.comPraptining Rahayuifaana1612@gmail.com<p>ESD (Education for Sustainable Development) atau Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PUPB) merupakan suatu upaya untuk memperlengkapi individu, komunitas, kelompok, dunia bisnis, dan pemerintah untuk hidup dan bertindak berkelanjutan dengan memberikan mereka suatu pemahaman keterkaitan antara isu-isu pangan , ekonomi, lingkungan dan social. Kultur jaringan dapat dijadikan sebagi solusi dalam mendukung ESD. Kultur jaringan dapat mendukung ESD dalam bidangpertanian yaitu dalam sisi pangan dan ekonomi . Metode dalam penelitian ini menggunakan data skunder yang diambil dari jurnal penelitian yang relevan, artikel ESD ini menggunakan data sekunder yang diambil dari 20 jurnal yang relevan dan pustaka yang digunakan menggunakan pendekatan analitik. Berdasarkan hasil analisis kajian artikel yang relevan mendapatkan hasil bahwa pembelajaran kultur jaringan yang berorientasi pada ESD untuk meningkatkan berpikir kritis dan kreatif siswa dapat dilakukan menggunakan beberapa cara yaitu dengan metode PJBL (Project Based learning), memasukan penerapan kultur jaringan sebagai media pembelajaran, menggunakan model pembelajaran ProBLes (Problem Based Learning Education for Suistainable Development), dan dengan <em>Life-long learning.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4179KONSERVASI ANGGREK MELALUI KULTUR JARINGAN UNTUKMENUMBUHKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA2023-08-25T01:45:01+00:00Selfi Aprillia Ningrumselfiaprillia6@gmail.comEvria Asihselfiaprillia6@gmail.comTitis Dewi Viraselfiaprillia6@gmail.comWindi Putri Firdhianaselfiaprillia6@gmail.comKhusna Yurdhika Habsariselfiaprillia6@gmail.comPraptining Rahayu selfiaprillia6@gmail.com<p>Anggrek diminati oleh para peminat dan kolektor anggrek. Jika tidak dilakukan upaya konservasi untuk memenuhi kebutuhan pasar, mungkin untuk beberapa tahun kedepan anggrek akan mengalami kepunahan di habitat aslinya. Oleh karena itu diperlukan konservasi anggrek melalui teknik kultur jaringan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bahwa konservasi Anggrek melalui kultur jaringan dapat menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa. Metode yang digunakan yaitu studi literatur atau studi kepustakaan pada beberapa artikel. Artikel yang didapatkan kemudian didiskusikan dan dilakukan evaluasi untuk mengambil kesimpulan. Teknik analisis dengan menggunakan analisis isi. Hasil dari studi literatur dalam artikel ini yaitu 1. Anggrek merupakan salah satu contoh tumbuhan yang bijinya sulit berkecambah di alam liar, 2. Kultur jaringan adalah teknik isolasi bagian tanaman seperti organ,jaringan, sel dan protoplasma, kemudian dikulturkan dalam media buatan yang steril agar bagian- bagian tersebut beregenerasi menjadi tanaman lengkap, 3. Ekploitasi terhadap flora dan faunasangat besar di Indonesia. Semua hal ini terjadi dikarenakan rendahnya kepedulian lingkungan.Pendidikan konservasi dan kesadaran lingkungan melalui pembelajaran di alam dan penyuluhan pada tingkat pendidikan dapat mendukung demi terciptanya sikap kepedulian lingkungan dan sikap konservasi pada pelajar.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4180MANAJEMEN KELAS REVOLUSI INDUSTRI 4.0-ABAD 21 MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DENGAN PENDEKATAN STEAM2023-08-25T01:55:33+00:00Eny Hartadiyati WHenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idRevita Chandra Kusumaningtyasenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idSasha Amalia enyhartadiyati.wh@upgris.ac.idMutiara Sabilaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idIlmi Maehanifaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.id<p>Manajemen kelas dibutuhkan dalam suatu terselenggaranya proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran biasanya menentukan pendekatan dan model pembelajaran. Melalui pendekatan STEAM (<em>Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics</em>) yang merupakan pendekatan pendidikan interdisipliner yang menekankan integrasi antara berbagai disiplin ilmu tersebut dalam pembelajaran. Pendekatan STEAM menggabungkan elemen-elemen sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan kerja tim., serta model pembelajaran PjBL dengan menggunakan project/kegiatan sebagai media. Kedua aspek tersebut dapat digunakan pada abad 21. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kajian pustaka dari salah satu fitur media sosial yaitu Google Scholars, dengan literature review artikel. Dengan metode kajian pustaka, didapatkan hasil yaitu manajemen kelas memiliki tiga komponen. Komponen-komponen itu antara lain yaitu manajemen instruksional dan kurikulum, manajemen perilaku atau <em>behaviour</em>, dan manajemen lingkungan. Ketiga komponen tersebut sangat penting guna mewujudkan manajemen kelas revolusi industri 4.0 di abad 21 ini. Tanpa ketiga komponen tersebut, suatu manajemen kelas tidak dapat dikatakan sebagai manajemen kelas yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk memiliki tujuan mengembangkan kemampuan aspek teoritis dan aspek praktis terkait manajemen kelas abad 21 melalui pendekatan STEAM dengan menggunakan model PjBL.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4181MANAJEMEN KELAS OUTDOOR YANG EFEKTIF UNTUK PEMBELAJARAN SAINS DI SEKOLAH MENENGAH2023-08-25T02:05:27+00:00Eny Hartadiyati WHenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idDevanny Kurniawan Widodoenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idRiska Ayu Nabillaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idEka Maya Putri Anggraenienyhartadiyati.wh@upgris.ac.idAngelica Tricia Wijayaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idSilvi Aifiyyatul Fajriyahenyhartadiyati.wh@upgris.ac.id<p>Manajemen kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efesien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan Pembelajaran <em>Outdoor </em>memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung di alam terbuka, seperti taman, hutan, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifan siswa dalam model Pembelajaran <em>Outdoor </em>dengan manajemen kurikulum dan instruksional, manajemen behavior, dan manajemen lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode studi kepustakaan dengan menulusuri jurnal yang sesuai dengan topik ini melalui <em>google scholar</em>. Dalam manajemen kurikulum dan instruksional, dapat menggunakan Kurikulum Merdeka, serta menggunakan metode pembelajaran aktif, guru dapat mengoptimalkan pembelajaran di luar ruangan. Dengan berbasis <em>Outdoor Study, </em>model <em>Discovery Learning </em>meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir kritis siswa, model PjBL, PBL, dan TGT juga dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis siswa, pembelajaran Contextual Teaching memberikan makna yang lebih dalam karena siswa mudah menguasai konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar melalui pengamatan, model <em>I</em><em>nquiry Learning </em>dalam pembelajaran di luar kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Manajemen perilaku pada pembelajaran kelas <em>outdoor </em>melibatkan penggunaan strategi dan teknik untuk mengelola tingkah laku siswa agar tetap terlibat, terorganisir, dan fokus selama kegiatan di luar ruangan. Manajemen lingkungannya yakni selain berada di lingkungan sekitar sekolah, guru dapat membawa anak kedalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran (karyawisata, survey, dll).</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4183MANAJEMEN KELAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE BERBASIS E-LEARNING2023-08-25T02:50:42+00:00Eny Hartadiyati WHenihartadiyati.wh@upgris.ac.idDevi Oktaviani Safitrienihartadiyati.wh@upgris.ac.idBagas Prio Saputroenihartadiyati.wh@upgris.ac.idLaili Fatrotul Munawarohenihartadiyati.wh@upgris.ac.idImarotul Umamahenihartadiyati.wh@upgris.ac.idRizky Amalia Putrienihartadiyati.wh@upgris.ac.id<p>Manajemen kelas pembelajaran <em>cooperative </em>berbasis <em>e-learning </em>merupakan metode yang menyajikan manajemen kelas dengan cara pendekatan yang efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa, pengembangan keterampilan sosial, serta pemahaman konsep yang lebih mendalam. Diperlukan konsep manajemen kelas yang efektif dalam mengatur manajemen perencanaan, manajemen perilaku, dan manajemen lingkungan karena penggunaan teknologi <em>e- learning </em>yang efektif menjadi faktor penentu keberhasilan pembelajaran siswa. Metode yang digunakan ialah literature review dimana melibatkan analisis terhadap berbagai artikel, jurnal, dan sumber literatur yang terkait. Hasil tinjauan literatur ini menunjukkan bahwa manajemen kelas dalam pembelajaran kooperatif berbasis <em>e-learning </em>melibatkan beberapa aspek kunci. Perencanaan kurikulum menjadi landasan yang penting dalam dalam manajemen kelas berbasis <em>e- Learning</em>. Pemilihan materi dan strategi pengajaran yang tepat dalam memanfaatkan penggunaan teknologi <em>e-Learning </em>dapat menjadi faktor keberhasilan pembelajaran. Pengolahan perilaku dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dapat membangun aturan kelas yang jelas, komunikasi yang baik serta kondusif, memberikan penguatan positif, dan penanganan konflik menjadi strategi yang diperlukan dalam mengelola perilaku siswa dalam pembelajaran kooperatif berbasis <em>e-learning</em>. Manajemen lingkungan yang baik, mengarah pada pengaturan fisik yang nyaman, kultur kelas yang positif, manajemen waktu yang baik, serta pemanfaatan teknologi yang yang mendukung dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik dalam konteks <em>e-learning</em>. Manajemen kelas yang baik dalam konteks ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa, memperkuat kolaborasi dan kerjasama, mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, serta meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dengan demikian, manajemen kelas pembelajaran kooperatif berbasis e-learning merupakan pendekatan yang penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di era digital ini. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang aspek- aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas dalam konteks pembelajaran kooperatif berbasis e-learning, serta manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan metode ini.</p> <p> </p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4184MANAJEMEN KELAS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING YANGINOVATIF UNTUK SEKOLAH MENENGAH2023-08-25T02:58:15+00:00Eny Hartadiyati WHenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idOktafia Dewi Putrienyhartadiyati.wh@upgris.ac.idAnggi Septia Pramaistaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idNajwa Auliaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idVia Valenta Kafita Ardianenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idMuhamad Wisnu Khoiriyanenyhartadiyati.wh@upgris.ac.id<p>Zaman teknologi berkembang sangat pesat terutama dengan karakteristik IPTEK di dunia Pendidikan abad 21. Di era perkembangan zaman, siswa sekarang dapat belajar sesuai dengan kemauan mereka dan dapat menentukan tempat mereka untuk belajar. Cara tersebut merupakan model pembelajaran <em>blended learning</em>. Penelitian ini menggunakan metode penelitian <em>literatur review</em>. Pencarian dan pengumpulan data dengan cara menelusuri e- jurnal menggunakan Google Scholar dan e-Journal Upgris dalam rentang waktu 2018- 2023. <em>Blended learning </em>diperlukan pada era modern saat ini. Pada manajemen kelas kurikulum dan instruksional, pembelajaran <em>online </em>menggunakan metode pembelajaran dengan mempertimbangkan penggunaan pembelajaran kolaboratif, diskusi online, dan sumber digital sedangkan secara <em>offline </em>dengan pemaparan materi secara tatap muka serta menyusun jadwal pembelajaran yang efektif dengan memadupadankan kurikulum merdeka di dalamnya. Pada manajemen perilaku meliputi sebelum memulai pembelajaran daring maupun luring guru menanyakan kabar siswa. Pada manajemen lingkungan secara offline meliputi setting kelas, penataan furnitur, alat media pembelajaran dan juga pencahayaan yang dibutuhkan siswa. Sedangkan secara online meliputi <em>device </em>yang memadai dan pencahayaan cukup. LMS sekarang menjadi pilihan bagi bidang pendidikan terutama pada pembelajaran virtual. Dari <em>literature review </em>yang dilakukan, diperoleh bahwa penerapan manajemen kelas dengan pembelajaran model <em>blended learning </em>dengan mencampurkan kegiatan berbasis TIK secara luring atau daring dapat berpengaruh pada proses pembelajaran yang inovatif, pelaksanaan komponen juga menjadi dampak positif siswa pada model pembelajaran blended learning dalam model pembelajaran seperti manajemen kelas kurikulum dan instruksional, manajemen perilaku, dan manajemen lingkungan.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4186MANAJEMEN KELAS DALAM METODE PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM2023-08-25T03:06:24+00:00Eny Hartadiyati WHenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idDanu Handrian Firdausenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idSafira Asanu Lestarienyhartadiyati.wh@upgris.ac.idSteffy Amelia Savitrienyhartadiyati.wh@upgris.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep dan prinsip-prinsip utama yang terkait dengan manajemen kelas dalam metode pembelajaran praktikum di laboratorium. Peneliti juga akan mengidentifikasi strategi dan teknik yang efektif dalam mengelola kelas praktikum, serta memberikan saran praktis bagi pengajar untuk mengoptimalkan pengalaman pembelajaran siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode <em>study pustaka</em>. Dengan pendekatan kualitatif melalui eksplorasi sumber yang digunakan yaitu database jurnal penelitian dan pencarian melalui internet. Database yang digunakan yaitu Google Scholar (Google Cendekia) dengan periode 5 tahun terakhir dari tahun 2018-2023. Berdasarkan hasil analisis artikel didapatkan informasi: 1) Pengaturan instruksional yang efektif dalam metode pembelajaran praktikum di laboratorium melibatkan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang cermat, dan mempertimbangkan aspek keamanan dan pengendalian risiko. 2) Pengelolaan perilaku yang perlu diterapkan selama pelaksanaan praktikum dalam menciptakan pembelajaran praktikum yang terstruktur dan kondusif dalam menciptakan Pendidikan yang berkualitas.</p> <p>3) Manajemen lingkungan pada metode pembelajaran praktikum dilaksanakan di laboratorium melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan</p> <p>dan pemeliharaan alat bahan, pengadministrasian, dan pengawasan evaluasi. Kesimpulan</p> <p>yang didapatkan yaitu Manajemen kelas metode pembelajaran praktikum memiliki 3 komponen penting yang saling berkaitan dan berkesinambungan satu sama lain yaitu manajemen instruksional dan kurikulum, manajemen behaviour, dan manajemen lingkungan. Ketiganya saling berkaitan dalam pengelolaan manajemen kelas pada pembelajaran praktikum untuk menciptakan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa di dalam kelas dapat belajar dengan efektif dan efisien.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4187MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF PADA KELAS INDOOR DENGAN MENGGUNAKAN DISCOVERY LEARNING2023-08-25T03:10:52+00:00Eny Hartadiyati WHenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idLatifa Nur Anisaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idAftakhul Rizkyana Meilanienyhartadiyati.wh@upgris.ac.idAliya Munasyifaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idLia Novita Sarienyhartadiyati.wh@upgris.ac.idRobiatul Bashoriyahenyhartadiyati.wh@upgris.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran Discovery Learning sebagai pendekatan yang mampu memperkuat manajemen kurikulum, manajemen behavior, dan manajemen lingkungan dalam satu kesatuan ,metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode literature review.Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, dengan menelusuri jurnal yang relevan dengan topik ini melalui Google Scholar dengan periode 10 tahun terakhir dari tahun 2013-2023. Berdasarkan hasil analisis 20 artikel bahwa didapatkan informasi: 1)manajemen kurikulum berfokus pada desain dan implementasi materi pembelajaran yang relevan dan menarik. Dalam model Discovery Learning, kurikulum didesain untuk mendorong eksplorasi siswa dalam menemukan konsep-konsep baru melalui eksperimen dan penemuan mandiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan dan sumber daya, sementara siswa diizinkan untuk memimpin proses pembelajaran. Dalam hal ini, manajemen kurikulum memungkinkan pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep yang lebih mendalam.2) manajemen behavior berfokus pada pengelolaan perilaku siswa dalam kelas. Dalam model Discovery Learning, guru menggunakan pendekatan yang positif dan inklusif untuk mengelola perilaku siswa. Dengan mendorong keterlibatan siswa dalam kegiatan eksplorasi, model ini dapat mengurangi gangguan perilaku dan meningkatkan motivasi intrinsik siswa. Guru juga memberikan penguatan positif untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dan memberikan umpan balik konstruktif untuk membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran.3) manajemen lingkungan berfokus pada penataan ruang kelas yang mendukung pembelajaran yang efektif. Dalam model Discovery Learning, penataan kelas dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi, interaksi, dan eksplorasi siswa. Guru menciptakan lingkungan yang nyaman, terstruktur, dan menyenangkan yang menginspirasi rasa ingin tahu dan pemikiran kritis. Penyediaan sumber daya dan teknologi yang relevan juga mendukungkeberhasilan model ini dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif.Penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada kelas indoor memperkuat manajemen kurikulum, manajemen behavior, dan manajemen lingkungan secara bersamaan. Melalui pendekatan ini, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, memperdalam pemahaman konsep, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan berkolaborasi secara efektif. Artikel ini memberikan wawasan tentang bagaimana integrasi antara tiga elemen manajemen tersebut berkontribusi pada terciptanya pembelajaran yang efektif dan berdampak positif dalam kelas indoor.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4188MANAJEMEN KELAS HYBRID PADA PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK2023-08-25T03:17:30+00:00Eny Hartadiyati WHenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idFahmi Dwi Septianienyhartadiyati.wh@upgris.ac.idAinin Tusamma Salsabilaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idDina Alfiyanaenyhartadiyati.wh@upgris.ac.idSiti Dzakiyatus Sholekhahenyhartadiyati.wh@upgris.ac.id<p>Tujuan penelitian ini adalah menelusuri proses manajemen kelas dengan menggunakan hybrid learning untuk mengetahui penggunaan metode <em>hybrid learning </em>dalam proses pembelajaran berbasis proyek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>Literature review</em>, dimana dilakukan pencarian literatur melalui database jurnal dan artikel secara online. Data yang dikumpulkan diambil dari <em>Google Scholar </em>dengan kata kunci "Hybrid Learning, manajemen kelas, hybrid project based learning" dalam periode 2018-2023. Setelahnya dilakukan analisis artikel untuk mengetahui artikel yang berkaitan dengan judul penelitian. Kesimpulan yang didapatkan yaitu manajemen kelas metode Hybrid Project Based Learning memiliki 3 komponen penting yang saling berkaitan, yaitu manajemen instruksional dan kurikulum, manajemen behaviour, dan manajemen lingkungan. Ketiga komponen tersebut sangat dibutuhkan agar terciptanya suasana kelas yang kondusif dan pembelajaran menjadi lebih efektif. Hybrid learning memiliki berbagai faktor, sehingga pengaplikasian metode belajar ini dapat merangsang kemampuan siswa untuk lebih berkembang ke arah yang lebih baik.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4189VARIASI JENIS PTERIDOPHYTA DI CURUG LAWE2023-08-25T03:23:46+00:00Labib Anwarrefealthera123@gmail.comThe Bezaleel Thera Rafael Suntororefealthera123@gmail.comSonia Fitriarefealthera123@gmail.comMuhammad Fuji Abadirefealthera123@gmail.comLussana Rossita Dewi refealthera123@gmail.com<p>Tumbuhan Pteridophyta merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dijumpai setiap wilayah yang ada di Indonesia. Berdasarkan tempat hidupnya tumbuhan Pteridophyta tersebar luas dari belahan ujung dunia, salah satu nya terdapat pada hutan dengan kelembapan yang tinggi seperti air terjun Curug Lawe Benowo Kalisidi. Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi langsung ke lokasi Curug Lawe Benowo Kalisidi. Survei dilakukan pada Maret 2023 menggunakan eksplorasi sepanjang jalur menuju Curug Lawe. Hasil penelitian menunjukan bahwa tedapat spesies Pteridophyta yang di temukan di Kawasan Air Terjun Curug Lawe Ungaran Barat berjumlah 8 spesies antara lain spesies <em>Nephrolepis biserrata, Devallia denticulate, Drynaria quercifolia, Pteris grandifolia, Adiantum capillus-veneri, Selaginella wildenowii, Dryopteris filix-mas, Devallia solid.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4190INVENTARISASI PTERIDOPHYTA DI AIR TERJUN SEMIRANG2023-08-25T03:28:34+00:00Nirmala Hapsari Dewicitadelhanamaru@gmail.comNurul Aula Rahmawaticitadelhanamaru@gmail.comAmira Saputricitadelhanamaru@gmail.comChindyArneta Indriastuticitadelhanamaru@gmail.comLussana Rossita Dewicitadelhanamaru@gmail.com<p>Pteridophyta merupakan salah satu Divisi Tumbuhan Cryptogamae yang tiap spesiesnya telah jelas mempunyai kormus karena memiliki akar, batang, dan daun sejati serta memiliki berkas pembuluh angkut yaitu xilem dan floem. Tumbuhan ini hidup di habitat yang lembab (higrofit), berbagai tempat di air (hidrofit), dan menempel (epifit) pada permukaan batu, tanah, dan pohon. Tumbuhan ini lebih menyukai tempat-tempat yang memiliki kelembaban yang tinggi salah satunya ada di Air Terjun Semirang, disebabkan berbagai hal diatas maka dilakukan penelitian Iventarisasi Pteridophyta di Air Terjun Semirang, Semarang. Pengambilan data dilakukan pada April 2023 menggunakan metode eksplorasi atau metode jelajah secara langsung wilayah yang dieksplorasi dibagi menjadi 3 pos, yaitu Pos 1 (parkiran), Pos 2 (jalan menuju ke air terjun), dan Pos 3 (air terjun). Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, dengan pengambilan sampel, didokumentasikan, dan diidentifikasi. Hasil penelitian keanekaragaman jenis Pteridophyta dikawasan Air Terjun Semirang, Semarang terdapat 12 spesies Pteridophyta yang ditemukan hidup ada kayu, bebatuan, dan beberapa jenis lainnya hidup pada permukaan tanah. 12 spesies tersebut adalah <em>Davallia denticulata, Microsorum punctatum, Pteris biaurita, Microlepiaspeluncae, Pyrrosia longifora, Adiantum capillus- veneris, Pleocnemia irregularis, Christella dentata, Helminthostachys zeylanica, Phlebodium aureum, Polypodium glycyrrhiza, </em>dan <em>Dryopteris filix-mas.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4191KARAKTERISTIK POPULASI IKAN GELODOK PADA EKOSISTEM HUTAN MANGGROVE DI MANGUNHARJO SEMARANG2023-08-25T03:33:59+00:00Choirul Nisa Kismayantichoirulnisa207@gmail.comAry Susatyo Nugroho choirulnisa207@gmail.com<p>Mangrove berperan dalam mencegah erosi pantai, mengurangi intrusi air laut dan menyediakan tempat pemijahan bagi ikan dan burung laut. Ikan glodok merupakan</p> <p>ikan yang sangat unik yang hanya dapat ditemukan di daerah hutan mangrove. Ikan ini</p> <p>memiliki kemampuan merangkak di darat atau di akar mangrove, memiliki mata yang besar dan menonjol keluar dari kepalanya, serta memiliki otot pada pangkal sirip dada</p> <p>dimana sirip ini dapat ditekuk seperti lengan yang berfungsi untuk bergerak, melompat,</p> <p>dan merangkak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik populasi spesies ikan glodok yang mendiami Hutan mangrove Mangunharjo. Penelitian dilaksanakan pada</p> <p>18 Mei 2023 di Mangunharjo, Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota semarang.</p> <p>Lokasi pengambilan sampel di Kawasan Hutan Mangrove dan Muara Sungai Mangunharjo. Metode pengambilan sample adalah simple random sampling yang dilakukan ketika kondisi pantai surut. Teknik pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan tangan (<em>handcollection</em>). Teknik analisis data dengan mendeskripsikan ciri- ciri morfologi hewan yang ditemukan di sepanjang Muara Sungai Mangunharjo Semarang. Hasil identifikasi pada ekosistem di Hutan Mangrove Mangunharjo Kota Semarang ditemukan 2 spesies yaitu spesies <em>Boleophthalmus boddarti </em>memiliki memiliki garis hitam kecokelatan di tubuh dan kepalanya dan Bagian bawah tubuhnya berwarna putih. Pada spesies <em>Periophthalmus schlosseri </em>memiliki tubuh berwarna cokelat dan di sepanjang tubuh memiliki corak bergaris hitam. Bagian bawah tubuh memiliki bintik berwarna hijau keperakan.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4192INTERAKSI KOMPONEN-KOMPONEN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE TAMBAKHARJO, SEMARANG BARAT SAAT PASANGNAIK DAN SURUT2023-08-25T03:44:34+00:00Lilla Panca Faizsyahrani lilla5panca@gmail.comAry Susatyo Nugroho lilla5panca@gmail.com<p>Terletak di daerah tropis, Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk pertumbuhan tanaman. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak potensi sumber daya hutan dan salah satunya adalah hutan mangrove. Hutan mangrove memberikan kontribusi besar terhadap detritus organik yang sangat penting sebagai sumber energi bagi biota yang hidup di perairan sekitarnya (Suwondo et al., 2005). Organisme yang hidup di daerah ini akan berinteraksi dengan lingkungannya hal ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem (Nontji,1993). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe interaksi yang terjadi pada ekosistem hutan mangrove di Desa Tambakharjo, Semarang Barat dalam kodisi pasang naik dan surut. Penelitian ini telah dilaksanakan padaekosistem mangrove Desa Tambakharjo, Semarang Barat pada bulan Mei. Metode yang di gunakan yaitu <em>surve </em>dan penentuan stasiun pengamatan, penentuan stasiun dengan memilih daerah yang mewakili daerah lokasi pengamatan dengan memperhatikan kondisi hutan mangrove, substrat dan aktivitas. Stasiun pengamatan merupakan vegetasi tumbuhan mangrove yang jumlahnya banyak. Dengan memperhatikan cuaca saat pengambilan data, mencatat data penelitian, kondisi lingkungan seperti air (pasang naik atau surut) serta mendokumentasikan. Hasil pengamatan 3 stasiun di dapatkan komponen abiotik yaitu lumpur, batu, ranting pohon, sampah anorganik, air, cahaya, dan tanah. Sedangkan komponen biotik terdapat kepiting (<em>Scyllaserrata</em>), laba-laba air, <em>Telescopium Telescopium, Cerithidea quoyii, Cassidula aurisfelis </em>dan <em>Nerita violacea. </em>Serta Organisme yang hidup di daerah hutan mangrove akan berinteraksi dengan lingkungannya yaitu terdapat 3 jenis interaksi yaitu interaksi rantai makanan detritivor, komensalisme,dan netral.</p> <p> </p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4193KELIMPAHAN MOLLUSCA DAN PORIFERA DI PANTAI PULAU PANJANG JEPARA2023-08-25T03:55:06+00:00Maharani Shintya Putrimaharanishintya14@gmail.comAry Susatyo Nugrohomaharanishintya14@gmail.com<p>Molusca dan polifera memiliki peran sangat penting ekosistem yang baik karena memiliki terumbu karang dan ekosistem terkait seperti invertebrata laut. Pantai Pulau Panjang terletak di desa kelurahan ujung batu, kecamatan Jepara, kabupaten Jepara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman molusca dan polifera yang ada di pantai pulau Panjang jepara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2023 di Pantai Pulau Panjang, Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi dengan Teknik menjelajah sepanjang garis pantai. Objek pada penelitian ini yaitu molusca yang terdapat di sepanjang pesisir Pantai Pulau Panjang , Jepara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik analisis deskriptif. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jenis Molusca dan jenis Polifera yang terdapat di pantai pulau Panjang berjumlah 4 polifera : Spongia Sp, Scleractinia, Phyllangia, dan fungia. Sedangkan mollusca berjumlah 10 <em>: Dicathais, Anadara antiquate, Terebridae, Turbinella pyrum, Euthria cornea, Polinice didyma, Bythinella bavarica, Coenobita rugosu, Coenobita cavipes, dan Murex trapa</em>.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4194JENIS TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT DAN PEMANFAATANNYA DI KAWASAN CURUG SEMIRANG KABUPATEN SEMARANG2023-08-25T03:57:47+00:00Septiana Kurniawatisa6529526@gmail.comAry Susatyo Nugroho sa6529526@gmail.com<p>Curug Semirang memiliki kondisi lingkungan yang masih sangat alami karena belum adanya pengelolaan lebih lanjut dari pemerintah daerah setempat. Kawasan tersebut berpotensi sebagai habitat bagi berbagai tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan manfaat tumbuhan yang berpotensi sebagai obat di kawasan Curug Semirang, Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan dan studi literatur. Data yang telah terkumpul kemudian disusun dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai obat. Bagian organ tumbuhan yang paling sering dimanfaatkan yaitu daun. Hal ini dikarenakan dalam suatu tumbuhan, jumlah daun lebih banyak dan lebih mudah diperoleh serta kandungan senyawa yang ada seperti tanin, alkaloid, minyak atsiri dan senyawa organik lainnya.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4195KERAGAMAN VEGETASI HUTAN JATI (Tectona grandis L.F.) DIDESA MENCON KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI2023-08-25T04:00:36+00:00Windi Putri Firdhianawindiputri0201@gmail.comAry Susatyo Nugroho windiputri0201@gmail.com<p>Artikel ini membahas tentang keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di hutan jati di Desa Mencon Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Artikel tersebut menyoroti pentingnya hutan jati sebagai sumber daya alam terbarukan dan kebutuhan untuk mengembangkan perkebunan jati yang berkelanjutan. Fauna mencakup berbagai jenis serangga, seperti semut hitam, rayap, dan laba-laba hitam, dan kepentingannya bagi lingkungan juga dibahas. Artikel ini menyediakanreferensi untuk bacaan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui keragaman vegetasi hutan jati (tectona grandis L. f.) yang berada di Desa Mencon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pengambilan sampel secara terpilih (purposing sampling) dengan memperhatikan tanaman dan hewan yang diamati di Desa Mencon. Identifikasi dilakukan dengan mengamati hewan dan tumbuhan.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4196KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA ) PADA AREA KALI PERTAMBAKAN DESA BAKARAN KULON KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI2023-08-25T04:04:09+00:00Ifa Ana MeilaniIfaana1612@gmail.comAry Susatyo Nugroho Ifaana1612@gmail.com<p>Capung memiliki peranan yang sangat penting sebagai bioindikator perairan. Terganggunya habitat asli capung mengakibatkan populasi capang tersebut dapat berubah karenaaktivitas manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman capung (odonata) di area kali pertambakan Desa Bakaran Kulon. Pengambilan data capung (odonata) menggunakan metode jelajah di tepi pada area pertambakan. Pengambilan data dilakukan dengan jalan di ujung transek 1 sampai ujung ke ujung lain dan mencatat capung yang dijumpai.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 3 hari didapati hasil bahwa capung yang ditemukan sebanyak 110 individu yang termasuk dalam dua subordo yaitu Subordo Zygoptera dan Subordo Anisoptera. Subordo Anisoptera yang ditemukan sebanyak 107 individu yaitu Libellulidae diantaranya adalah spesies <em>Crocothemis erythraea </em>sebanyak 30 individu <strong><em>, </em></strong><em>Pantala flavescens </em>68 individu<em>,Orthetrum Sabina </em>8 individu<em>, Diplacodes trivialis </em>hanya ditemukan 1 individu, Subordo Zygoptera hanya ditemukan satu famili yaitu Famili Coenagrionidae ditemukan 1 spesies dengan jumlah 3 individu. Capung yang ditemukan paling banyak adalah dari spesies <em>Pantala flavescent</em>.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4197PERANAN SEMUT RANGRANG (Oecophylla smaragdina) PADA PERKEBUNAN POHON NANGKA DI DESA KEDUMULYO, KABUPATEN PATI JAWA TENGAH2023-08-25T04:07:22+00:00Diska Rahma Putri Andrianidiskarahma0@gmail.comAry Susatyo Nugroho diskarahma0@gmail.com<p>Semut adalah salah satu model ideal untuk mengukur dan memantau keanekaragaman hayati selama beberapa waktu. Serangga yang termasuk dalam famili Formicidae dari ordo Hymenoptera sangat banyak dan dominan dalam ekosistem, baik sebagai predator maupun bersimbiosis dengannya tanaman dan organisme lainnya. Selain itu fungsinya yaitu membantu dalam penyebaran bibit tanaman (penyebaran), penggemburan tanah, dan predator serangga. Semut memiliki berbagai peran positif dan negatif dalam kehidupan manusia, seperti semut rangrang <em>Oecophila smaragdina</em>. Peran semut rangrang <em>(Oecophyla smaragdina) </em>adalah positif seperti predator beberapa hama di pepohonan. Penelitian ini dilakukan di Desa Kedumulyo Kabupaten Pati pada tanggal 28 - 29 April 2023. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis – jenis semut rangrang serta perannya terhadap ekosistem pohon Nangka.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4198KEANEKARAGAMAN HEWAN ARTHROPODA PADA AREA PERSAWAHAN DI DESA BATUR AGUNG GUBUG GROBOGAN DAN PERANANNYA TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR2023-08-25T04:11:49+00:00Kamila Nur Afifahkamilaafifa078@gmail.comAry Susatyo Nugrohokamilaafifa078@gmail.comM Anas Dzakikamilaafifa078@gmail.com<p>Sawah merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan.didalam ekosistem sawah tersebut terdapat berbagai macam Keanekaragaman hayati seperti jenis-jenis tanaman, hewan, hal ini dapat mempengaruhi ekosistem sawah. Ekosistem sawah juga merupakan habitat bagi berbagai jenis arthopoda, Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas, berukuku dan bersegmen.Arthopoda merupakan kelompok hewan invertebrata yang tidak memiliki tulang belakang, Tingkat keragaman jenis Arthopoda memiliki dampak Penting bagi kestabilan ekosistem sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa saja keanekaragaman hewan Arthopoda pada ekosistem sawah di Desa Baturagung Gubug Grobogan dan peranannya terhadap manusia dan lingkungan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2023. Penelitian Menggunakan metode eksplorasi dan pengamatan langsung pada lokasi persawahan. Pengambilan sampel menggunakan metode acak. Sampel Arthopoda yang ditemukan kemudian diidentifikasi, diklasifikasikan, dan dianalisis system organ serta perannya bagi kehidupan. Spesies Arthopoda yang ditemukan yaitu, Yuyu sawah, capung, kaki seribu, kelabang, ulat padi. Memiliki berbagai manfaat, seperti sebagai bahan pangan, dekomposer sampah organik, dan pengendali hama.. Selain bermanfaat ada juga jenis arthopoda yang ditemukan dapat merugikan seperti Yuyu sawah. Hasil dari penelitian tersebut memperoleh hewan arthopoda antara lain Yuyu, Belalang, Capung, Kaki seribu dan ulat padi atau grayak arthopoda memiliki peran menguntungkan dan merugikan.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4199IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN KEANEKARAGAMAN HEWAN KELOMANG (Paguroidea) PADA PESISIR PANTAI MANGUNHARJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG2023-08-25T04:15:02+00:00Farisa Khoirun Nissafarisa0210@gmail.com<p>Pantai Mangunharjo merupakan pantai berpasir dan berkarang yang mempunyai ombak kecil. Kawasan ini memiliki zona pasang surut yang sangat cocok untuk kehidupan biota laut. Salah satunya untuk kehidupan kelomang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi dan keanekaragaman kelomang di pesisir pantai Mangunharjo Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023 di Pantai Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi yakni dengan menjelajah sepanjang garis pantai. Penelitian yang telah dilakukan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode acak. Hewan kelomang yang ditemukan kemudian diambil dan dimasukkan ke dalam wadah gelas plastik untuk diidentifikasi ciri-ciri morfologinya. Hasil penelitian menunjukkan hewan kelomang yang ditemukan diantaranya terdiri dari beberapa spesies Filum Mollusca (<em>Cerithideopsilla cingulata, Turitella terebra, dan Nassarius arcularia) </em>dan Filum Arthropoda (<em>Coenobita perlatus dan Clibanarius sp.). </em>Kesimpulan penelitian ini terdapat 2 filum yang ada disepanjang pantai Mangunharjo, yaitu Filum Mollusca dan Filum Arthropoda. Filum Mollusca ada 3 jenis, dan Arthropoda ada 2 jenis.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4200KODIFIKASI RAGAM JENIS PORIFERA DI PANTAI PASIR PUTIH WATES, REMBANG, JAWA TENGAH2023-08-25T04:17:22+00:00Haliza Nurul Aminhalizanurul625@gmail.comM. Anas Dzakiy halizanurul625@gmail.com<p>Pantai Pasir Putih Wates berada di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Status pantai ini merupakan objek wsata yang akan menyebabkan daya dukungan lingkungan terhadap organisme laut yang ada disekitarnya akan terganggu. Pemelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2023 di Pasir Putih Wates Kabupaten Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies porifera yang ada di pantai Pasir Putih Wates. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan transek garis. Hasil dari penelitian ini adalah spesies spons seperti <em>Microciona sp, Euspongia sp, Hippospongia sp, Haliclona oculata </em>dan <em>Spongia oficinalis</em>. Keragaman dari pantai Pasir Putih Wates adalah dari filum porifera terutama kelas Demospongiae.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4201KEANEKARAGAMAN BIVALVIA DI PANTAI MANGUNHARJO SEBAGAI KAMPUNG BAHARI NUSANTARA2023-08-25T04:28:03+00:00Jian TikasariJiantika4@gmail.comAry Susatyo Nugroho Jiantika4@gmail.com<p>Adanya bermacam aktifitas di ekosistem pantai akan merubah kondisi lingkungan tempat hidup bivalvia. Hal ini juga akan berdapak terhadap keanekaragaman jenis bivalvia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis Bivalvia pada kawasan pantai Mangunharjo yang dijadikan sebagai Kampung Bahari Nusantara. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan di alam terbuka. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada kondisi air surut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengggunakan 3 stasiun dengan teknik jelajah. Secara keseluruhan ditemukan 7 jenis bivalvia yang terdiri dari 5 Famili, 7 Genus pada tiga stasiun pengamatan dan terdiri dari spesies <em>Anadara granosa, Tellina rediata, Tellina lineata, Eurytellina alternata, Dosinia anus, Modiolus modiolus, P.viridis.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4202INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN MANGROVE DAN PERANANNYA TERHADAP EKOSISTEM PESISIR DI PANTAI TIRANG KEC TUGU KOTA SEMARANG2023-08-25T04:30:35+00:00Selfi Aprillia Ningrumselfiaprillia6@gmail.comAry Susatyo Nugrohoselfiaprillia6@gmail.comM. Anas Dzakyselfiaprillia6@gmail.com<p>Mangrove merupakan suatu komunitas tumbuhan pantai tropis yang memiliki fungsi yang sangat vital bagi keanekaragaman hayati dan ekosistem pesisir guna menunjang keseluruhan sistem kehidupan di sekitarnya. Inventarisasi jenis-jenis mangrove perlu dilakukan sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan manfaatkan mangrove agar tetap dijaga kelestariannya. Tujuan penelitian ini yaitu menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis tumbuhan mangrove yang ada dipantai Tirang Kec Tugu Kota Semarang dan perannya terhadap ekosistem pesisir.Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2023. Metode penelitian ini yaitu metode eksplorasi (jelajah) pada lokasi penelitian dengan membagi menjadi 3 zona yaitu depan, paling dekat dengan pantai,tengah (Central Mangrove), dan Belakang, Paling dekat dengan daratan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat tiga jenis spesies mangrove yaitu <em>Avicennia marina, Rhizophora mucronata dan Rhizophora stylosa. </em>Peran mangrove terhadap ekosistem pesisir yaitu mencegah erosi,habitat perikanan,katalis tanah dan air,dan memperbaiki kualitas udara.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4203INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN SAYUR FAMILIA Brassicaceae PADA DAERAH PERKEBUNAN LERENG GUNUNG SLAMET DESA SERANG KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA2023-08-25T04:33:33+00:00Elsa Septiani Rintho Miharjoelsaseptiani2525@gmail.comAry Susatyo Nugrohoelsaseptiani2525@gmail.comM. Anas Dzakiyelsaseptiani2525@gmail.com<p>Keanekaragaman sayur pada familia <em>Brassicaceae </em>di kawasan lereng Gunung Slamet Kabupaten Purbalinggga di gunakan sebagai sumber bahan pangan yang didistribusikan baik di dalam daerah maupun luar daerah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di daerah perkebunan lereng Gunung Slamet pada Bulan April 2023. Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif berjenis survei dengan metode jelajah zona sampling. Hasil data yang di dapatkan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara kepada petani di daerah tersebut. <em>Brassicaceae </em>yang ditemukan di kawasan lereng Gunung Slamet berjumlah 6 spesies, yaitu <em>Brassica oleracea </em>var. capitata<em>, Brassica oleracea </em>var. iltalica<em>, Brassica chinensis, Brassica rapa </em>subspecies pekinensis<em>, Brassica rapa </em>subspecies chinensis<em>, Raphanus sativus.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4204KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta) DI CURUGSIBEDUG PETUNGKRIYONO KABUPATEN PEKALONGAN2023-08-25T04:36:52+00:00Vionika Azuhrovionika15801@gmail.comAry Susatyo Nugroho vionika15801@gmail.com<p>Tumbuhan lumut (Bryophyta) adalah kelompok terbesar kedua setelah tumbuhan tinggi. Jumlah tumbuhan lumut kurang lebih terdapat 18.000 jenis yang tersebar di seluruh dunia dan merupakan kelompok terbesar kedua setelah tumbuhan berbunga. Indonesia sendiri memiliki keanekaragaman tumbuhan lumut sebanyak 1.500 jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk; mengetahui jenis-jenis tumbuhan lumut yang terdapat di Curug Sibedug Petungkriyono dan mengetahui tingkat keanekaragaman tumbuhan lumut di Curug Sibedug Petungkriyono. Rancangan penelitian yang digunakan untuk memperoleh data lapangan, yaitu dengan menggunakan metode jelajah. Pengambilan sampel secara purposive sampling pada Air Terjun di Curug Sibedug Petungkriyono. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 6 spesies tumbuhan lumut yang terdiri dari 6 Famili. Keanekaragaman tumbuhan lumut di di Curug Sibedug Petungkriyono faktor fisik kimia diperoleh nilai pH (derajat keasaman) yang tertinggi yaitu 7,3, sedangkan kelembapan tanah sekitar 60%-90% serta suhu lingkungannya 28 C- 29 C. Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Jenis Tumbuhan Lumut yang terdapat di Curug Sibedug Petungkriyono. terdiri dari 6 famili yaitu Entodontaceae, Funariaceae, Ditrichaceae<a href="http://plantamor.com/species/under/marchantiaceae">, Marchantiaceae,</a> Pottiaceae, dan Hypnaceae, dan 6 spesies yaitu <em>Entodon seductrix</em>, <em>Physcomitrella patens</em>, <em>Ceratodon purpureus </em>var. rotundifolius, <em>Marchantia polymorpha </em>L., <em>Hyophila apiculata</em>, <em>Ectropothecium falciforme</em>, 2) Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Lumut yang terdapat di Curug Sibedug Petungkriyono tergolong sedang.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4205KELIMPAHAN MOLLUSCA DI PANTAI PASIR PUTIH WATES, REMBANG2023-08-25T04:40:11+00:00Ainun Nafiatus Ulfah ainunnafiatus22@gmail.comAry Susatyo Nugroho ainunnafiatus22@gmail.com<p>Pantai Pasir Putih di Dusun Wates, Desa Tasikharjo merupakan desa pesisir yang terletak di Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada 13 Mei 2023 di Pantai Pasir Putih, Rembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi dengan teknik menjelajah sepanjang garis pantai. Objek pada penelitian ini yaitu molusca yang terdapat di sepanjang pesisir Pantai Pasir Putih, Rembang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif, dan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keanekaragaman molusca yang ada di pantai Pasir Putih, Rembang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jenis Molusca yang terdapat di pantai Pasir Putih berjumlah 10 jenis yaitu 4 kelas bivalvia dan 6 kelas gastropoda. Spesies Molusca dengan kelas bivalvia terdiri dari <em>Tellina timorensis, Anadara antiquate, Gafrarium pectinatum, Limecola balthica. </em>Sedangkan spesies Molusca dengan kelas gastropoda terdiri dari <em>Nassarius stolatus, Nerita sp, Hemifusus ternatunus, Polinices tumidus, Babylonia spirata, Murex trapa.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4206STUDI KELIMPAHAN BRYOPHYTA DI KAWASAN WANA WISATA CURUG GENTING, BATANG2023-08-25T04:42:52+00:00Septiana Nur Kholifahseptiiinrkhlf@gmail.comAry Susatyo Nugroho septiiinrkhlf@gmail.com<p>Lumut merupakan flora tingkat rendah yang masuk ke dalam divisi <em>Bryophyta </em>dan merupakan wujud pergantian yang semula tumbuhan talus menjadi kortikal. Tumbuhan Lumut banyak ditemukan di tempat yang terdapat air yang banyak dan tumbuh di terutama di hutan hujan tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis tumbuhan lumut (Bryophyta) yang ada di kawasan Curug Genting, Kabupaten Batang. Metode yang digunakan yaitu survei lokasi. Penelitian ini berguna untuk mengetahui jenis tumbuhan lumut yang ada di kawasan Curug Genting, Kabupaten Batang. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat empat jenis tumbuhan lumut dari kelas berbeda yaitu : <em>Taxiphyllum arbieri, Brachythecium rutabulum, Andreae </em>sp<em>, Plagiomnium mosses </em>dengan empat famili yang berbeda diantaranya Hypnaceae, Brachytheciaceae, Andreaeaceae, dan Mniaceae. Beberapa jenis lumut ini tumbuh subur di sekitar jalan menuju Curug dan sekitar aliran air Curug Genting, Kabupaten Batang. Suhu yang relative dingin membuat pertumbuhan lumut cukup subur dengan variasi yang berbeda.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4207STUDI POTENSI KEANEKARAGAMAN INVERTEBRATA DI KAWASAN PANTAI WONOKERTO, PEKALONGAN2023-08-25T04:45:35+00:00Hana Eldiana Yulianihanaeldny@gmail.comAry Susatyo Nugroho hanaeldny@gmail.com<p>Invertebrata, makhluk hidup tanpa tulang belakang, mencakup beragam kelompok organisme seperti kerang, kepiting, cumi-cumi, dan sejumlah besar spesies lainnya. Keanekaragaman invertebrata di kawasan pantai memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, berkontribusi terhadap rantai makanan, serta memberikan manfaat ekonomi dan ekologi bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan unutk mengidentifikasi spesies-spesies invertebrata yang ada dan mengevaluasi keadaan populasi serta distribusinya. Informasi ini akan menjadi dasar penting dalam pengelolaan dan konservasi lingkungan pantai Wonokerto. Metode yang digunakan yaitu metode eksplorasi dengan teknik menjelajah sepanjang garis pantai dengan lebar 15 m dan kedalaman sekitar 0,5 m di lokasi Pantai Wonokerto. Pengambilan sampel invertebrata dengan menggunakan metode acak. Sampel invertebrata yang ditemukan kemudian diidentifikasi, diklasifikasi, dan dianalisis morfologinya. Penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada <em>Anodonta woodiana, Perna perna, Tivela ponderosa, Merettix lusoria, Donax variabilis, Anadara granosa, Batissa violacea </em>yang ketujuhnya berasal dari filum Mollusca.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4208KEANEKARAGAMAN JENIS BRYOPHYTA DIKAWASAN AIR TERJUN CURUG SEMIRANG2023-08-25T05:36:58+00:00Devany England Filanydevanyengland@gmail.comAry Susatyo Nugroho devanyengland@gmail.com<p>Tumbuhan lumut atau Bryophyta adalah salah satu kelompok tumbuhan yang memiliki peran penting dalam keanekaragaman hayati. Berdasarkan perkiraan di Indonesia tedapat sekitar 30% tanaman dan 90% hewan yang belum diidentifikasi serta masih kurangnya dokumentasi secara ilmiah, termasuk tumbuhan lumut (Bryophyta). Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap keanekaragaman jenis tumbuhan lumut (Bryophyta) di sekitar air terjun Curug Semirang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Keanekaragaman jenis tumbuhan lumut yang ada disekitar air terjun Curug Semirang yang ditemukan ada 9 jenis lumut antara lain : <em>Entodon seductrix</em>, <em>Grimmia pulvinata</em>, <em>Hypnum cupressiforme</em>, <em>Marchantia polymorpha</em>, Lumut Bonsai (<em>Bryum argenteum</em>), lumut Javamoss (<em>Taxiphyllum barbieri</em>), <em>Hyophila </em>sp<em>., Selaginella kraussiana</em>, dan <em>Leucobryum glaucum</em>.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4209KEANEKARAGAMAN MOLUSKA DI PANTAI JODOH KABUPATEN BATANG2023-08-25T05:41:05+00:00Aulia Widiawati Fitriana Dewiwidia8424@gmail.comAry Susatyo Nugrohowidia8424@gmail.com<p>Faktor abiotik dan biotik dapat mempengaruhi keberadaan keanekaragaman Gastropoda dan Bivalvia. Berdasarkan fakta tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengenali jenis-jenis Moluska yang terdapat di Pantai Jodoh Batang khususnya Gastropoda dan Bivalvia berdasarkan morfologinya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2023 di Pantai Jodoh tepatnya Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, metode yag digunakan adalah metode transek kuadrat secara acak di area sekitar pantai sepanjang ± 100 m dan ± 8 m. Moluska yang didapatkan didokumentasikan dalam bentuk foto, diiddentifikasikan dan dicatat morfologinya. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh moluska spesies <em>Terebra sp </em>dan spesies Bivalvia : <em>Donax variabilis, Donax trunculus, Spisula sp, Polymesoda bengalensis, Tellina sp, Tegillarca granosa</em>, dan <em>Anadara Passa</em>. Spesies yang paling banyak berasal dari kelas Bivalvia sebanyak 7 spesies, sedangkan dari kelas Gastropoda sebanyak 1 spesies. Variasi spesies tersebut mengindikasikan bahwa di Pantai Jodoh memiliki biodiversitas Bivalvia yang tinggi.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4210JENIS MOLUSKA DI EKOSISTEM MANGROVE PANTAI TIRANG SEMARANG2023-08-25T05:43:47+00:00Alifia Hasna Azzah Fillahalifiahasnaazzahfillah@gmail.comAry Susatyo Nugroho alifiahasnaazzahfillah@gmail.com<p>Adanya spesies moluska di suatu ekosistem mangrove dapat digunakan sebagai indikator status kesehatan ekosistem tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi spesies moluska di ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis moluska yang ada pada ekosistem mangrove kecamatan Tugurejo. Penelitian ini telah dilakukan pada Jumat, 19 Mei 2023 di Ekosistem Mangrove Kecamatan Tugurejo, Kota Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive random sampling dengan meletakkan 3 plot berukuran 2x2 m dan jarak antar plot sepanjang 1 m. Adapun hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa kelas dari filum moluska yang ditemukan di pantai ini antara lain <em>Filopaludina javanica, Turitella communis</em>, dan <em>Telescopium Telescopium </em>(Gastropoda) dan <em>Polymesoda erosa, Tellinan radiata, </em>dan <em>Saccostrea cucullate </em>(Bivalvia).</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4211HUBUNGAN KERAPATAN MANGROVE DENGAN KELIMPAHAN GASTROPODA DI KAWASAN HUTAN MANGROVE TUGUREJO (KHMT) SEMARANG2023-08-25T05:47:25+00:00Ade Ihtiaradeihtiar01@gmail.comAry Susatyo Nugroho adeihtiar01@gmail.com<p>Hutan bakau adalah salah satu ekosistem alami yang memberikan kontribusi besar bagi populasi sebagai sumber makanan, salah satunya adalah gastropoda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kepadatan mangrove, kelimpahan gastropoda dan hubungan antara kepadatan mangrove dan kelimpahan gastropoda. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2023 di Kawasan Hutan Mangrove Tugurejo (KHMT). Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan melakukan penelitian langsung pada3 titik plot dengan ukuran plot</p> <p>2.5 x 2.5 meter dengan jarak antar plot dibuat 1 x 1 meter, dilakukan secara acak dalam plot untuk mengambil sampel gastropoda. Data yang dikumpulkan dikelompokkan berdasarkan variabel tipe, kerapatan mangrove sebagai variabel (X) dan kelimpahan gastropoda sebagai variabel (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada plot 3 memiliki kerapatan mangrove yang paling tinggi dan kelimpahan gastropoda paling banyak. Hasil perhitungan dengan analisis regresi linier sederhan, dimana kerapatan mangrove dengan kelimpahan gastropoda terdapat hubungan positif antar keduanya dengan nilai korelasi sebesar 0,99187 yang berarti berkorelasi sangat kuat.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4212KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) KAWASAN CURUG SEMIRANG SEMARANG2023-08-25T05:50:17+00:00Hanasari Faida Pranamahanasarifaidapra@gmail.comAry Susatyo Nugroho hanasarifaidapra@gmail.com<p>Tumbuhan Paku (<em>Pteridophyta</em>) merupakan keanekaragaman hayati yang memiliki peran penting bagi ekosistem hutan dan manusia yang ditemui pada kawasan Curug Semirang. Kawasan Curug Semirang terletak di lereng gunung Ungaran yang berada di dalam area hutan lindung seluas 10 hektar. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan paku di kawasan Curug Semirang. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Curug Semirang, Desa Gogik, Kabupaten Semarang dilakukan pada bulan Mei 2023 menggunakan metode eksploratif. Hasil jenis tumbuhan paku tercatat sedikitnya 16 jenis yaitu <em>Adiantum capillus, Adiantum diaphanum, Adiantum jordanii, Aquilinum pteridium, Asplenium adiantum, Christella parasitica, Drynaria quercifolia, Dryopteris cristata, Pityrogramma calomelanos, Osmunda claytoniana, Polypodium aureum, Sceptridium dissectum, Selaginella denticulate, Selaginella doederleinii, Tectaria angulate, Tectaria zeilanica.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4213IDENTIFIKASI GASTROPODA BERDASARKAN KOMPONEN ABIOTIK TANAH PENDUKUNGNYA PADA KAWASAN MANGROVE MANGUNHARJO KOTA SEMARANG2023-08-25T05:53:20+00:00Gita Maylita Sarigitamaylitasari@gmail.comM Anas Dzakiy gitamaylitasari@gmail.com<p>Ekosistem mangrove merupakan zona transisi dari gradien tajam antara karakteristik lingkungan antara laut dan daratan. Pasang surut air laut dapat menyebabkan fluktuasi besar dalam faktor lingkungan, terutama suhu dan salinitas. Oleh karena itu, hewan yang bertahan hidup dan tumbuh di ekosistem mangrove harus mampu mentolerir perubahan ekstrim dengan sangat baik terhadap faktor lingkungan seperti golongan gastropoda Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gastropoda yang dapat bertahan hidup di komponen abiotik tanah yang ada di kawasan mangrove tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Mangrove Mangunharjo Kota Semarang dengan metode pengambilan sampel membagi stasiun dan <em>hand picking. </em>Data yang didapatkan akan ditulis dalam bentuk deskripsi dengan literatur yang merujuk ke spesies tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan 5 jenis gastropoda pada Kawasan Mangrove Mangunharjo terdiri atas <em>Planaxis sulcatus, Amphridomus haematostoma, Babylonia spirata, Cassidula aurisfelis, dan Cerithidea cingulate</em>. Keberadaan kelima jenis gastropoda pada kawasan tersebut menyesuaikan dengan komponen abiotik tanah yang mampu mendukung organisme bertahan hidup dan berkembang biak.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4214KEANEKARAGAMAN FILUM MOLLUSCA DAN PERANANNYA DALAM EKOSISTEM AIR SUNGAI DI KAWASAN GUA PANCUR PATI2023-08-25T05:55:58+00:00Ema Auliatuzahraemaauliatuzahra21@gmail.comM. Anas Dzakiy emaauliatuzahra21@gmail.com<p>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelimpahan mollusca pada perairan sungai di kawasan Gua Pancur, Kabupaten Pati. Berdasarkan penelitian pada Mei 2023 di Kabupaten Pati menggunakan metode floating dari mulut gua sampai dengan jarak sejauh ± 300 meter. Sampel molusca yang telah ditemukan kemudian di identifikasi, diklasifikasikan dan di analisis morfologi peranannya dalam ekositem perairan sungai.n Moluska yang ditemukan ada 3 spesies yaitu Thiaridae<em>, Sagittunio nasutus, Pomacea </em><em>m</em><em>aculata </em>dan ada dua ordo yaitu gastropoda dan bivalvia dan 3 famili yaitu Thiaridae, Unionidae, Ampullariidae.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4215INVENTARISASI TANAMAN DI HUTAN RONGGO, PATI2023-08-25T05:58:51+00:00Khusna Yurdhika Habsarikhusnayurdhika@gmail.comAry Susatyo Nugroho khusnayurdhika@gmail.com<p>Hutan merupakan ekosistem kompleks yang didalamnya terdapat beberapa komponen ekosistem yang saling berkaitan. Inventarisasi yang dilakukan pada Hutan Desa Ronggo, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati ini digunakan untuk mengetahui beberapa tanaman yang dapat hidup di tanah yang cenderung berkapur. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan 2 stasiun, pada plot pengamatan berbentuk petak dengan ukuran 20m x 20m. dari penelitian yang telah dilakukan terdapat 11 jenis tanaman baik tanaman berkayu maupun tumbuhan bawah. Spesies tanaman yang ditemukan pada Hutan Desa Ronggo, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati ini terdiri dari spesies <em>Tectona grandis, Swietenia mahagoni, Ricinus communis, Musa acuminate, Biancaea sappan, Rottboellia cochinchenensis, Tragia urticifolia, Ageratum solisii, Tridax procumbens, Chromolaena Odorata, Andrographispaniculata, </em>dan <em>Manihot esculenta.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4216INVENTARISASI KELIMPAHAN GASTROPODA DI PANTAI PASIR PUTIH WATES REMBANG2023-08-25T06:07:17+00:00Merlly Alfina Septianamerlialvina@gmail.comAry Susatyo Nugrohomerlialvina@gmail.comM. Anas Dzakiymerlialvina@gmail.com<p>Di Kabupaten Rembang, tepatnya di Dusun Wates terdapat sebuah pantai yang sangat indah bernama Pantai Wates. Pantai ini terkenal memiliki hamparan pasir putih yang indah nan bersih. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi dengan Teknik menjelajah sepanjang garis pantai. Objek penelitian berupa Gastropoda yang terdapat di sepanjang pesisir Pantai Pasir Putih Wates Rembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman Gastropoda di Pantai Pasir Putih Wates Rembang. Berdasarkan observasi di pantai pasir putih wates rembang banyak ditemukan Gastropoda dengan spesies <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Telescopium_%28gastropod%29"><em>Telescopium </em></a><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Telescopium_%28gastropod%29"><em>t</em><em>elescopium, M</em></a><em>. Huberti, Murex trapa, Cypraea sp, Tubinella phyrum, Euthria cornea dan Babylonia spirata.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4217IDENTIFIKASI JENIS KEPITING PADA KAWASAN EKOSISTEM MANGROVE PANTAI MANGUNHARJO, SEMARANG2023-08-25T06:24:37+00:00Erma Lintang Sariermalintang163@gmail.comM. Anas Dzakiy ermalintang163@gmail.com<p>Ekosistem mangrove di perairan Pantai Mangunharjo masih sangat terjaga. Masyarakat setempat sering menggunakan ekosistem mangrove disana sebagai tempat penangkapan. Organisme akuatik seperti kepiting tinggal di ekosistem mangrove. Namun, tidak banyak informasi ilmiah tentang kepiting yang hidup di perairan Pantai Mangunharjo. Penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 2023 bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kepiting yang ada di ekosistem mangrove tersebut. Bubu lipat digunakan untuk menangkap kepiting. Karakteristik morfologi kepiting yang tertangkap dijelaskan berdasarkan jurnal yang berkaitan dengan identifikasi kepiting. Kepiting dari dua spesies <em>Portunus palagicus </em>dan <em>Scylla serrata </em>tertangkap dalam penelitian ini. Karapas Scylla serrata berwarna hijau tua (gelap) dengan lebar 40-105 mm, sedangkan Portunus palagicus berukuran 40-110 mm, dengan karapas jantan biru dan betina kecoklatan dengan dua duri panjang. Jantan memiliki perut yang lebih sempit dan chela yang lebih besar daripada betina.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4218IDENTIFIKASI KELIMPAHAN PTERIDOPHYTA DI SEKITAR KAWASAN WISATA LINGGO ASRI2023-08-25T06:30:05+00:00Titis Dewi Viratitisvira788@gmail.comAry Susatyo Nugrohotitisvira788@gmail.comM. Anas Dzakiytitisvira788@gmail.com<p>Kawasan Wisata Linggo Asri memiliki kelimpahan flora salah satunya yaitu tumbuhan paku. Tumbuhan paku dapat hidup pada kondisi lingkungan yang bervariasi diantaranya di lingkungan yang memiliki kelembapan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan paku di kawasan Linggo Asri. Metode penelitian menggunakan desktiptif eksploratif. Hasil penelitian mendapatkan kelimpahan jenis tumbuhan paku di Wisata Linggo Asri sebagai berikut <em>Polypodium, Drynaria quercifolia, Stenochlaena palustris, Christella dentata, Pteris biaurita, Asplenium onopteris, Selaginella intermedia</em>, dan <em>Lycopodiopsida</em>.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4219IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA DI KAWASAN WISATA CURUG LAWE SECEPIT KENDAL2023-08-25T06:33:04+00:00Novita Anggraininovitaanggraini2900@gmail.comAry Susatyo Nugrohonovitaanggraini2900@gmail.comM. Anas Dzakiynovitaanggraini2900@gmail.com<p>Tumbuhan paku merupakan bagian dari keanekaragaman hayati hutan Indonesia. Tumbuhan paku merupakan tanaman yang berperan penting dalam ekosistem hutan sebagai sumber plasma nutfah. Selain itu tumbuhan paku juga memiliki potensi sebagai bahan pangan dan obat-obatan di kawasan wisata Curug Lawe Secepit atau merupakan salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kendal tepatnya di Desa Ngesrepbalong Kecamatan Limbangan. Kabupaten Kendal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tumbuhan paku di kawasan wisata Curug Lawe Secepit. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mengidentifikasi tumbuhan paku adalah: 1) orientasi dan eksplorasi lokasi; 2) mengumpulkan tanaman pakis dengan menelusuri sepanjang jalan utama menuju lokasi perkemahan; 3) mencatat dan mendokumentasikan tumbuhan paku yang ditemukan di lapangan. Hasil identifikasi tumbuhan paku di Curug Lawe Sicepit 11 jenis tumbuhan, yaitu, <em>Lygodium palmatum, Lygodium circinatum, Dryopteris scotii, Adiantum raddianum, Mickelopteris cordata, Pteris ensiformis, P, Pteris biaurita, Pteris vittata, Drynaria quercifolia, Platycerium bifurcatum, Microsorum scolopendria.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4220KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PAKU DI HUTAN NGRESEPMBALONG SEMARANG2023-08-25T06:36:28+00:00Risnawatiliarisna2528@gmail.comAry Susatyo Nugroholiarisna2528@gmail.comM. Anas Dzakiy liarisna2528@gmail.com<p>Tumbuhan paku atau Pterudophyta (Yunani, Pteron bulu, tumbuhan phyton) merupakan kelompok Planttae yang sudah berkomus (memiliki akar, batang, dan daun sejati) dan bereproduksi dengan spora. Merupakan tumbuhan vaskuler (Trachophyta) karena memiliki jaringan pengangkut udara dan mineral (xilem) dan zat makanan (floem). Penelitian ini menggunakan metode petak tunggal pada tiga stasiun dengan membuat plot pada masing – masing stasiun. Stasiun pertama di pintu masuk hutan, stasiun kedua di depan pohon – pohon pinus, kawasan ke tiga yaitu yang dekat dengan jembatan. Penelitian ini diakukan pada Mei 2023. Penelitian ini bersifat eksploratif, yaitu dengan mengumpulkan informasi jenis tanaman paku yang dijumpai di kawasan hutan, data yang dicatat yaitu nama jenis atau ilmiah dari tumbuhan paku (Pteridophyta). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dikawasan Hutan Ngresep Balong, ditemukan 11 jenis spesies yaitu <em>T</em><em>ec</em><em>taria crenata, Adiantum lunulatum, Pyrrosia longifolia, Nephrolepis biserrata, Selaginella </em>sp <em>Pityrogramma calamelanos, Hypoderris brownie, Thelypteris </em>sp, <em>Rumohra adiantiformis, Pteris ensiformis, Rumohra adiantiformis.</em></p> <p> </p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4221KEANEKARAGAMAN VARIETAS BUAH PISANG (Musa sp.) DI DESA SENDANGHARJO, GROBOGAN2023-08-25T06:39:21+00:00Wima Rahayu Putrirahayuputriwima@gmail.comAry Susatyo Nugrohorahayuputriwima@gmail.comM. Anas Dzakiyrahayuputriwima@gmail.com<p>Pengembangan komoditas pisang bertujuan memenuhi kebutuhan akan konsumsi buah-buahan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dimana pisang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang (<em>Musa </em>sp.) adalah nama umum untuk tanaman berdaun raksasa memanjang dari keluarga Musaceae yang berupa herba dan berasal dari daerah di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman buah pisang yang berada di Desa Sendangharjo. Penelitian dilakukan dengan mengambil data, kemudia data dinalisis secara dekriftif. Data memperlihatkan terdapat 6 jenis yaitu <em>Musa paradisiaca L., Musa paradisiaca var. sapientum, Musa paradisiaca, Musa acuminata, Musa zebrina van Hautte.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4222ANALISIS POPULASI SERANGGA DI HUTAN DAMAR DESA KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA DAN PERAN SERANGGA DALAM EKOSISTEM2023-08-25T06:42:55+00:00Handinihaniycky02@gmail.comM. Anas Dzakiy haniycky02@gmail.com<p>Serangga termasuk dalam filum arthropoda, yang berarti binatang dengan kaki beruas-ruas. Filum ini terdiri dari tiga subfilum: Trilobita, Chelicerata, dan Mandibulata. Serangga biasanya hidup di pepohonan, tanaman, dan tanah. Penelitian ini dilakukan secara langsung di Hutan Damar Karangreja, Purbalingga. Penelitian ini menggunakan metode observasi secara langsung dengan menggunakan plot lahan 20 meter persegi sebagai batas untuk mengumpulkan data serangga yang ditemukan. Kemudian, semua hewan yang ditemukan dapat dicacat, diidentifikasi, dan dicatat. Penelitian ini menemukan 12 spesies, yaitu : <em>Orytes rhinoceros, Acheta domesticus, Formicidae, Phalaeoba fumosa, Anthophila, Lymnatria </em>sp.<em>, Rhopalocera, Epilachna admirabilis, Cicadidae, Helicoverpa zea, Lycosa sp, Pholcus phalangioides.</em></p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 https://conference.upgris.ac.id/index.php/biofair/article/view/4223KEANEKARAGAMAN FILUM MOLLUSCA DAN PERANANNYA DALAM EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIRANG SEMARANG2023-08-25T06:45:22+00:00Evria Asihasihevria160@gmail.comM. Anas Dzakiy asihevria160@gmail.com<p>Moluska merupakan salah satu organisme yang berperan penting dalam fungsi ekologi ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman moluska yang terdapat di ekosistem mangrove dan peranan masing- masing moluska tersebut di ekosistem. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2023 di Pantai Tirangi Desa Tambakrejo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan observasi langsung ke lokasi ekosistem mangrove. Pengambilan sampel dengan metode acak. Spesimen moluska yang ditemukan diidentifikasi, diklasifikasikan dan dianalisis menurut morfologi dan umurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa moluska yang ditemukan adalah <em>Pirenella microptera, Telescopium telescopium, Turritella snail, Turritella cochlea</em>.</p>2023-08-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023