Presensi Cerdas Berbasis Web dan Lokasi dengan Integrasi Radius Geolokasi menggunakan Metode Extreme Programming (XP)
Abstract
Perkembangan teknologi informasi mendorong inovasi sistem presensi yang lebih akurat dan efisien. Penelitian ini mengembangkan sistem Presensi Cerdas Berbasis Web dan Lokasi dengan Integrasi Radius Geolokasi menggunakan metode Extreme Programming (XP) karena keunggulannya dalam menghadapi perubahan secara cepat dan iteratif. GPS dimanfaatkan sebagai dasar pelacakan lokasi real-time dalam sistem presensi digital berbasis web untuk peserta magang. Pengembangan mengikuti tahapan XP, yakni: (1) pembuatan user stories untuk memahami kebutuhan pengguna, (2) pair programming dalam proses pengkodean, (3) test-driven development untuk memastikan keandalan sistem, dan (4) continuous integration guna mempercepat proses pengembangan dan deployment. Pembuatan web untuk presensi dikembangkan menggunakan framework laravel dan algoritma geofencing, yang menghasilkan akurasi lokasi hingga 97% dan efisiensi waktu presensi sekitar 40 detik per transaksi. Aplikasi ini juga dilengkapi dashboard real-time untuk memantau kedisiplinan secara objektif. Presensi Cerdas Berbasis Web dan Lokasi dengan Integrasi Radius Geolokasi dikembangkan dengan pendekatan XP dan perancangan menggunakan UML (use case, activity, dan class diagram). Implementasi teknis dilakukan dengan Laravel, MySQL, dan Google Maps API. Fitur utama meliputi validasi lokasi dalam radius 50 meter, laporan otomatis, dan antarmuka berbasis peran (role-based). Hasil uji coba selama dua minggu menunjukkan tingkat keberhasilan presensi sebesar 80% (120 dari 150 percobaan), dengan akurasi rata-rata 95%. Kegagalan 20% disebabkan oleh lokasi di luar area (50%), sinyal GPS lemah (33%), dan gangguan jaringan (17%). Pada penelitian artikel ini menunjukkan bahwa kombinasi metode XP dan teknologi GPS dapat meningkatkan akurasi presensi (rata-rata 96%) serta menurunkan potensi kecurangan hingga 80% dibandingkan sistem manual. Sistem ini menjadi solusi presensi digital yang efektif, mengingat peserta magang maupun dosen umumnya telah menggunakan smartphone.