HUBUNGAN ANTARA KONDISI KESEHATAN MENTAL DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 6 SEMARANG TAHUN 2023
Keywords:
: kesehatan mental; resiliensi akademik; resiliensi; peserta didik; remajaAbstract
Penelitian ini di latar belakangi oleh banyaknya peserta didik yang terindikasi mengalami gangguan kesehatan mental seperti mengalami kecemasan, depresi, menyakiti diri sendiri (self-harm), kecenderungan untuk pedofilia dan kecenderungan memiliki alter ego. Selain itu juga terdapat keluhan dari guru mata pelajaran dimana sebagian besar peserta didik cenderung tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan penugasan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara kesehatan mental dengan resiliensi akademik peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Semarang. Populasi pada penelitian ini sejumlah 432 peserta didik dan sampel berjumlah 191 peserta didik diambil menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah Mental Health Inventory 38 dan skala psikologis yang digunakan untuk mengungkap tingkat resiliensi akademik adalah The Academic Resilience Scale (ARS-30). Hasil uji regresi linier sederhana sebesar 0.000 < 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan mental berpengaruh terhadap resiliensi akademik. Maka dapat disimpulkan bentuk hubungan antara kedua variabel adalah positif, dimana semakin tinggi kesehatan mental yang dimiliki peserta didik maka semakin tinggi pula resiliensi akademiknya. Sebaliknya apabila kesehatan mental peserta didik rendah maka semakin rendah pula resiliensi akademiknya. Diketahui nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.638, maknanya pengaruh variabel X (kesehatan Mental) terhadap variabel Y (Resiliensi Akademik) adalah sebesar 63,8%. Selanjutnya apabila ditelusuri lebih lanjut menggunakan uji chi square untuk mengetahui apakah jenis kelamin mempengaruhi tingkat resiliensi akademik peserta didik, ditemukan nilai chi square sebesar 0,175 > dari 0,05 sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat resiliensi akademik peserta didik berdasarkan jenis kelamin.