BIMBINGAN DAN KONSELING HUMANISTIK SEBAGAI STRATEGI PENGUATAN SELF COMPASSION UNTUK SISWA MENENGAH PERTAMA (SMP)
Keywords:
Bimbingan dan Konseling; Humanistik; Welas Asih diriAbstract
Self-compassion atau welas asih diri merupakan konsep psikologis yang merujuk pada sikap penuh pengertian, empati, dan penerimaan terhadap diri sendiri ketika menghadapi kegagalan atau tekanan sebagai bagian dari kehidupan. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama, siswa berada dalam masa transisi perkembangan yang rentan terhadap tekanan akademik, sosial serta krisis identitas yang dapat memicu rendahnya welas asih diri. Untuk itu, diperlukan strategi bimbingan yang mampu mendukung penguatan aspek emosional dan penerimaan diri siswa. Pendekatan Bimbingan dan Konseling Humanistik khususnya teori Carl Rogers, menjadi strategi yang relevan dalam konteks ini. Rogers menekankan pentingnya penerimaan tanpa
syarat, empati dan keaslian dari konselor dalam membantu individu mencapai aktualisasi diri. Melalui pendekatan ini, siswa diarahkan untuk mengenal, memahami, dan menerima dirinya secara utuh, sehingga mampu menumbuhkan welas asih diri sebagai dasar dari kesejahteraan psikologis. Pengembangan pendekatan humanistik dalam layanan bimbingan dan konseling di
SMP diharapkan dapat menjadi sarana strategis dalam membangun ketahanan emosional siswa, meningkatkan kesadaran diri, dan menumbuhkan sikap welas asih terhadap diri sendiri. Sehingga, bimbingan dan konseling humanistik tidak hanya dapat membantu siswa menghadapi permasalahan, tetapi juga menjadi media penguatan karakter dan kesehatan mental
yang berkelanjutan.