https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/issue/feedProsiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling (SMAILING)2024-01-15T05:41:45+00:00Desi Maulia S. Psi., M. Psi. Psikologdesimaulia@upgris.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling (SMAILING)</strong> merupakan prosiding gagasan pemikiran dan hasil penelitian di bidang Bimbingan dan Konseling, yang diterbitkan oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang. Tujuan dari publikasi prosiding ini adalah untuk menyebarkan hasil penelitian dan gagasan pemikiran yang telah dicapai di bidang Psikologi dan Pendidikan.</p> <p>Jurnal terbit satu kali dalam satu tahun.</p>https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4280Penerapan Regulasi Diri dalam Belajar pada Mahasiswa2023-08-30T06:58:33+00:00Desi Mauliadesimaulia@upgris.ac.id<p>Konsep Regulasi Diri dalam Belajar (Self-Regulated Learning) telah dikaji di awal oleh Zimmerman, Martinez-Pons maupun Pintrich. Regulasi Diri dalam Belajar melibatkan tiga strategi komponen saat individu dalam proses belajar, yaitu strategi metakognitif yang terdiri dari strategi kognitif dan metakognisi; strategi motivasi yang meliputi efikasi diri, nilai/ minat intrinsik, harapan terhadap hasil dan orientasi tujuan; dan strategi perilaku yang terdiri dari manajemen lingkungan dan waktu, pengaturan usaha dan perilaku mencari bantuan. Seiring perjalanan, peneliti di berbagai belahan dunia mulai mendalami dan menerapkannya dalam setting pendidikan. Terdapat beragam manfaat penerapan regulasi diri dalam belajar yang dapat diperoleh pada mahasiswa, diantaranya untuk meningkatkan performansi belajar pada pelajar, mencapai tujuan belajar, meningkatkan kendali diri pada peserta didik dan mengurangi terjadinya prokrastinasi akademik. Desain yang digunakan merupakan penelitian studi kepustakaan dengan jenis penelitian systematic review. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa strategi Regulasi Diri dalam Belajar dapat membantu mahasiswa dalam mengelola diri untuk belajar secara mandiri dengan penerapan tiga fase yang meliputi fase pemikiran ke depan, fase performansi dan fase refleksi diri, yang dapat menjadi langkah prevensi dari kegagalan akademik di dunia perguruan tinggi.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3710PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP N 1 GUBUG 2023-07-28T07:11:08+00:00HELENA ZARANITAhellenahell316@gmail.comEKA SARI SETIANINGSIHhellenahell316@gmail.comG. ROHASTONO AJIEhellenahell316@gmail.com<p>Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya siswa yang tidak berani untuk mengungkapkan pendapatnya, kurang percaya diri ketika disuruh maju didepan kelas, menghindar ketika ingin ditanya oleh guru, berbicara dengan gugup dan masih ragu dengan kemampuan yang dimilikinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa kelas VIII SMP N 1 Gubug. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian <em>true eksperimental design</em> dengan model <em>pretest</em> dan <em>posttest control grup design.</em> Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Gubug. Sampel yang diambil adalah 28 siswa kelas VIII G yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan teknik <em>cluster random sampling</em>. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala kepercayaan diri. Berdasarkan hasil <em>pretest </em>rata-rata pada kelompok eksperimen adalah 88,3 dan kelompok kontrol adalag 80,1. Sedangkan hasil <em>posttest</em> dapat dilihat setelah diberikan treatment layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan skor dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan traetment. Rata-rata <em>posttest</em> skor kelompok eksperimen adalah 9,15 dan kelompok kontrol adalah 83,0. Berdasarkan uji hipotesis yang diperoleh dengan hasil thitung = 2,694, selanjutnya yang dikonsultasikan dengan ttabel dengan taraf signifikasi 5% (0,05) yaitu 2,056. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung 2,694 > ttabel 2,056, maka hipotesis (Ha) diterima yang berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa kelas VIII SMP N 1 Gubug” diterima kebenaranyya pada taraf siginifikasi 5% dengan demikian menunjukkan bahwa layanna bimbingan kelompok dapat meningkatan rasa percaya diri siswa Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan adalah layanan bimbingan kelompok ini dapat digunakan untuk membantu siswa menuntaskan tugas perkembangannya secara optimal. Tentunya pada siswa yang masih kurang percaya diri .</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3711Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa Pasca Pandemi Di SMA Negeri 3 Pati2023-07-28T09:09:07+00:00Ade Kumbiastri Meiyusiademeiyusi22@gmail.comSyadzwinatul Haninahademeiyusi22@gmail.comTri Indah Susantiademeiyusi22@gmail.com<p>Pendidikan adalah usaha sadar dan rencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting dalam segala aspek kegiatan apapun, baik kegiatan belajar, bekerja, olahraga dan sebagainya. Kedisiplinan merupakan hal yang dapat dilatih. Adanya tata tertib di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter, atau keteraturan, dan efisiensi. Memasuki awal tahun 2020 Indonesia dilanda wabah virus yaitu Covid-19. Salah satu dampak dari pandemi Covid-19 adalah masalah kedisiplinan peserta didik. Peranan guru Bimbingan dan Konseling dalam pembentukan kebiasaan baik disiplin siswa yaitu mengembalikan kebiasaan baik yang sudah luntur karena pandemi 2 tahun secara perlahan – lahan sehingga kebiasaan yang dulu sempat hilang bisa ditanamkan lagi disekolah.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3712HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN KEJENUHAN BELAJAR : STUDI LITERATUR2023-07-28T10:34:53+00:00Renny Sulistiyoningrumyoniarenny@gmail.comSuhendri Suhendriyoniarenny@gmail.comNurul Hidayahyoniarenny@gmail.com<p>Salah satu permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam proses belajar adalah kejenuhan belajar. Kejenuhan belajar ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal termasuk didalamnya adalah tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang hubungan antara efikasi diri dengan kejenuhan belajar yang dialami peserta didik. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi literatur dengan mengumpulkan beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara efikasi diri dengan kejenuhan belajar serta sebagai langkah awal dalam rangka untuk menyiapkan kerangka penelitian yang bertujuan memperoleh informasi penelitian sejenis dan memperdalam kajian teoritis tentang efikasi diri dan kejenuhan belajar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara efikasi diri dengan kejenuhan belajar dimana semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki maka semakin rendah tingkat kejenuhan belajar yang dialami peserta didik. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian dari peneliti dalam negeri maupun luar negeri.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3720Efektivitas Konseling Kelompok dengan Teknik Assertive Training untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Peserta Didik Kelas VIII di SMPN 30 Semarang 2023-07-31T08:12:37+00:00Dwi Rangga Pamungkaspamungkasrdw@gmail.comSiti Fitrianapamungkasrdw@gmail.comGregorius Rohastono Ajiepamungkasrdw@gmail.com<p>Perilaku asertif bagi remaja memiliki peran untuk memudahkan bersosialisasi dengan lingkungannya, menghindari konflik karena bersikap jujur. Perilaku asertif dapat di tingkatkan melalui Konseling kelompok dengan teknik <em>assertive training</em>, karena dalam konseling kelompok peserta didik di harapkan mampu mengungkapkan perasaan, kesulitan menyatakan “tidak”, mengungkapkan afeksi dan respon positif lainnya kepada anggota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Konseling Kelompok dengan Teknik <em>Assertive Training</em> efektif untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Peserta Didik kelas VIII di SMPN 30 Semarang. Jenis penelitian ini quasi eksperimen dengan desain <em>Pre-Test Post-Test Control Group Design</em>. Populasinya berjumlah 97 dan sampel sebanyak 20 peserta didik yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan perhitungan <em>purposive sampling</em>. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan 4 alternatif jawaban. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji <em>paired sampel t-test</em> pada kelompok eksperimen dengan hasil <em>post-test</em> sebesar 54,80 yang sebelumnya pada <em>pre-test</em> hanya 45,80. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok dengan teknik <em>assertive training</em> efektif pada kelompok eksperimen dalam meningkatkan perilaku asertif peserta didik kelas VIII di SMPN 30 Semarang.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3722Hubungan Antara Percaya Diri Dengan Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Semarang2023-07-31T09:00:39+00:00Nurfa’izah Nurfa’izahIzchfch@gmail.comWiwik KusdaryaniIzchfch@gmail.comAlis Nihlatin NisaIzchfch@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara percaya diri dengan interaksi sosial siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang dengan jumlah 429, kemudian dipilih sampel penelitian yang sesuai dengan tabel penentuan jumlah sampel dari Issac dan Michael sebanyak 195 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Teknik penggumpulan data menggunakan angket variabel percaya diri (X) dan variabel Interaksi sosial (Y) dengan teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara percaya diri dengan interaksi sosial nilai korelasi menunjukkan angka signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai Person Correlation menunjukkan angka positif signifikansi 0,487 >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara percaya diri dengan interaksi sosial diterima. Jadi “adanya hubungan antara percaya diri dengan interaksi siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang” artinya semakin tinggi percaya diri maka interaksi sosial tinggi, sebaliknya semakin rendah percaya diri maka interaksi sosial rendah.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3723Keterampilan Kolaborasi Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran2023-07-31T09:07:05+00:00Yuhana Latifppg.yuhanalatif67@program.belajar.idWiwik Kusdaryanippg.yuhanalatif67@program.belajar.idAriswati Ariswatippg.yuhanalatif67@program.belajar.id<p>Keterampilan kolaborasi merupakan salah satu keterampilan yang penting bagi peserta didik di era abad 21. Keterampilan kolaborasi memiliki dampak positif yang signifikan bagi peserta didik sekolah menengah kejuruan. Maka dari itu penting untuk mengetahui profil tingkat keterampilan kolaborasi peserta didik di SMK Negeri 2 Semarang selama mengikuti proses pembelajaran, serta untuk mendiskripsikan faktor penyebabnya. Metodologi yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan sampel jenuh. Sampel terdiri dari 72 peserta didik kelas XI Manajemen Perkantoran & Layanan Bisnis. Teknik pengumpulan data menggunakan formulir daring berupa skala psikologis keterampilan kolaborasi yang didasarkan pada aspek-aspek keterampilan kolaborasi. Analisis statistik deskriptif dan pengkategorian diguanakan sebagai analisis data. Hasil penelitian mengambarkan angka 54,99 sebagai tingkat keterampilan kolaborasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan skor standar deviasi sebesar 8,211, yang berarti peserta didik mayoritas mengalami keterampilan kolaborasi dengan tingkatan rendah. Tingkat keterampilan kolaborasi peserta didik manajemen perkantoran & layanan bisnis menunjukkan bahwa 25 peserta didik (34,8%) dikategorikan memiliki tingkat keterampilan kolaborasi sedang, sementara 47 peserta didik (65,2%) sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas peserta didik memeliki keterampilan kolaborasi rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perlu adanya upaya untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi pada peserta didik, baik melalui pengembangan kurikulum yang lebih holistik, penggunaan metode pembelajaran yang mengutamakan kolaborasi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keterampilan kolaborasi dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3724Perbedaan Tingkat Stress Akademik Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran2023-07-31T09:12:18+00:00Okky Setiawanokkysetia19@gmail.comDini Rakhmawatiokkysetia19@gmail.comHartoto Sutopookkysetia19@gmail.com<p>Stres akademik adalah kondisi dimana peserta didik mengalami stres akibat tekanan akademik. Stres akademik menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan mental dan fisik. Maka perlu untuk mengetahui profil tingkat stres akademik peserta didik di SMK Negeri 4 Semarang selama mengikuti proses pembelajaran, serta untuk membandingkan tingkat stres akademik antara peserta didik jurusan teknik elektronika industri dengan peserta didik jurusan desain pemodelan dan informasi bangunan. Metodologi penelitian deskriptif komparatif dengan sampel jenuh. Sampel terdiri dari 72 peserta didik kelas XI yang terdiri dari 36 peserta didik jurusan desain pemodelan dan informasi bangunan dan 36 peserta didik jurusan teknik elektronika industri. Teknik pengumpulan data menggunakan formulir daring berupa skala psikologis stres akademik yang didasarkan pada aspek-aspek stres akademik yang diambil dari teori Sarafino. Analisis deskriptif dan independent sample t-test diguanakan sebagai analisis data. Hasil penelitian mengambarkan angka 57,04 sebagai tingkat stres akademik yang berarti mayoritas mengalami stres akademik dengan tingkatan sedang. Terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara tingkat stres akademik peserta didik jurusan teknik elektronika industri dan peserta didik jurusan desain pemodelan dan informasi bangunan selama pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperlukan upaya yang lebih baik dalam mengelola stres akademik peserta didik. Rekomendasi yang diberikan adalah perlunya pelaksanaan layanan konseling bagi peserta didik untuk mengelola stres akademik serta peningkatan kualitas pembelajaran untuk mengurangi beban akademik peserta didik.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3728Hubungan Prokrastinasi Akademik dengan Motovasi Belajar Peserta Didik Kelas X di SMA N 2 Semarang 2023-08-01T05:59:13+00:00Rizky Sagita Amaliarizkysagitaamalia17@gmail.comArri Handayanirizkysagitaamalia17@gmail.comSudono Sudonorizkysagitaamalia17@gmail.com<p>Berdasarkan hasil kebutuhan peserta didik (AKPD) awal menyatakan bahwa peserta didik mengalami mengenai permasalahan belajarnya. Hasil bahwa siswa banyak yang melakukan penundaan dalam penyelesaian tugas atau mengerjakan suatu tugas. Perilaku prokrastinasi atau menunda- nunda akademik ini dapat menumbulkan dampak pada motivasi belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara <em>prokrastinasi akademik </em>dan motivasi belajar. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA N 2 Semarang dengan jumlah keseluruhan sebanyak 431, kemudian dipilih sampel penelitian yang sesuai dengan table penentuan jumlah sample dari <em>Isaac dan Michael </em>dengan taraf kesalahan 5%, yaitu sebanyak 195 siswa. Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan skala variabel X (<em>Prokrastinasi Akademik</em>) dan variabel Y (Motivasi Belajar). Dengan teknik analisis data menggunakan rumus korelasi <em>Product Moment</em>. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara <em>prokrastinasi akademik</em> dengan motivasi belajar, nilai korelasi menunjukan angka signifikasi 0,019 > 0,05 dan nilai <em>pearson correlation </em>menunjukkan angka negatif signifikan -0, 168 > 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara prokrastinasi akademik dengan motivasi belajar diterima. Artinya semakin rendah prokrastinasi akademik maka semakin tinggi motivasi belajar dari peserta didik, begitu pula sebaliknya. Jadi adanya hubungan antara prokrastinasi akademik dengan motivasi belajar kelas X di SMAN 2 Semarang. Sehingga guru BK diharapkan dapat melaksanakan layanan BK yang berhubungan dengan prokrastinasi akademik dan motivasi belajar.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3729Hubungan Self Control dengan Perilaku Agresif Peserta Didik Kelas X di SMA N 2 Semarang2023-08-01T06:17:58+00:00Nadia Amalia Ardiyaninadiaardiyani90@gmail.comArri Handayaninadiaardiyani90@gmail.comAjeng Dianasarinadiaardiyani90@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara <em>self control</em> dan perilaku agresif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA N 2 Semarang dengan jumlah keseluruhan sebanyak 431, kemudian dipilih sampel penelitian yang sesuai dengan table penentuan jumlah sample dari Isaac dan Michael sebanyak 195 siswa. Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan skala likert variabel X <em>(Self Control)</em> dan variabel Y (Perilaku Agresif). Dengan teknik analisis data menggunakan rumus korelasi Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara <em>self control </em>dengan perilaku agresif, nilai korelasi menunjukan angka negatif signifikan -0,273 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dari penelitian ini ialah terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif diterima. Jadi “adanya hubungan antara <em>self control</em> dengan perilaku agresif kelas X di SMAN 2 Semarang”. Artinya semakin tinggi <em>self control</em> (kontrol diri) maka semakin rendah perilaku agresif dari peserta didik, begitu pula sebaliknya. Sehingga guru BK diharapkan dapat melaksanakan layanan BK yang berhubungan dengan <em>self control</em> dan perilaku agresif, agar membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan pengendalian diri sehingga terciptanya kehidupan sosial peserta didik yang baik serta meminimalisir perilaku agresif dari peserta didik</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3730STUDI KASUS KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS PADA SISWA KELAS VIII G SMPN 30 SEMARANG2023-08-01T06:23:01+00:00Ririk Setyawatiririksetyawati17@gmail.com<p>Lembaga pendidikan dan guru tidak berperan sebagai sentral melainkan sebagai pemberi dukungan selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa SMPN 30 Semarang dalam proses pembelajaran diajak oleh guru terlibat aktif menjawab pertanyaan dan presentasi di depan kelas, namun banyak siswa yang kurang menguasai <em>public speaking </em>sehingga menimbulkan kecemasan berbicara seperti merasa gugup dan takut salah. Dalam hal ini peneliti ingin meneliti lebih lanjut bagaimana gambaran kecemasan berbicara di depan kelas pada siswa kelas 8G SMPN 30 Semarang. Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif studi kasus. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan <em>In-depth interview </em>menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur. Untuk mengetahui kredibilitas dari hasil riset ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas karena faktor utama kesiapan dan karakter teman<em>. </em>Mekanisme yang di gunakan siswa mengatasi kecemasan berbicara di depan kelas yang pertama, siswa tetap berusaha berpikir positif dengan meyakinkan diri bahwa pekerjaan temanya belum tentu 100% benar. Strategi selanjutnya adalah, siswa berusaha berdiri tegap agar tidak terlihat gugup. Dan ketiga, siswa mengatur nafas dengan tujuan agar lebih tenang dan maksimal saat berbicara di depan kelas.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3731Makna Penerapan Self Regulated untuk Orientasi Karir yang Baik : Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa Part Time2023-08-01T06:31:12+00:00Diva Dianitadivadianita45@gmail.com<p>Penelitian ini didasari oleh maraknya mahasiswa bekerja part time di Kota Semarang yang memiliki tujuan yaitu meyelesaikan perkuliahannya dan juga mendapatkan orientasi karir yang baik dalam konteks pengembangan karir. Mahasiswa yang bekerja part time berusaha untuk menyeimbangkan antara proses mendapatkan orientasi karir yang baik dan menyelesaikan perkuliahannya dengan menerapkan Self-Regulated Proses penerapan Self-Regulated ini menarik untuk diketahui karena fenomena mahasiswa part time yang tidak mampu mengatur waktu dengan baik dan lebih mementingkan bekerja part time daripada menyelesaikan tugas perkuliahannya yang akan berdampak pada kegiatan perkuliahannya ataupun sebaliknya. Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif Fenomenologis dengan analisis data Interpretative Penemenological Analysis (IPA). Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam terhadap 3 partisipan yang terdiri 2 pria dan 1 wanita selaku mahasiswa part time barista. Penerapan Self-Regulated untuk mendapatkan orientasi karir yang baik ini dapat diidentifikasi melalui 3 hal yaitu mengatur, mengontrol, dan mengelola. Pada point mengatur muncul faktor Social Support dan Self Control, faktor Social Support berperan dalam proses mengatur penjadwalan shift dengan partner kerja dan faktor Self Control berperan dalam upaya mengatur perilaku sendiri mengatasi situasi problematiknya. Pada point mengontrol muncul faktor profesionalitas dalam bekerja berperan untuk bekerja semaksimal mungkin agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Pada point mengelola muncul motivasi diri yang berperan sebagai dorongan agar terus berusaha mencapai tujuannya. Tujuan yang dimaksud adalah mendapatkan orientasi karir yang baik perihal pengembangan karirnya seperti naik jabatan.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3732Strategi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mencegah Verbal Bullying di MAN 1 Kota Semarang2023-08-01T06:41:21+00:00Tsalasatun Inayah Ma’rufitsalastuninayahmarufi@gmail.comSuhendri Suhendritsalastuninayahmarufi@gmail.comRosidi Rosiditsalastuninayahmarufi@gmail.com<p>Berdasarkan pengamatan peneliti yang dilakukanan di MAN 1 Kota masih banyak ditemukan adanya verbal bullying yang dilakukan peserta didik tanpa sadar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi guru Bimbingan dan Konseling untuk dapat mencegah perilaku verbal bullying yang masih sering terjadi dilingkungan sekolah. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan pengambilan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di MAN 1 Kota Semarang sering ditemukan adanya verbal bullying ditunjukkan dengan memanggil tidak sesuai nama, mencela, mengancam maupun merendahkan dengan kata yang menyakitkan. Teknik analisis data menggunakan konsep Miles & Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan startegi Guru Bimbingan dan konseling dalam mencegah verbal bullying di MAN 1 Kota Semarang diantaranya: (1) layanan preventif bimbingan klasikal, bimbingan klompok dan juga layanan lintas kelas (2) mengikuti program UNICEF menjadi agen roods /agen anti bullying (3) Guru BK menjadi role model bagi peserta didik untuk tidak melakukan verbal bullying dan juga menindak lanjuti adanya perilaku verbal bullying (4) Bekerja sama dengan pihak luar dalam sosialisasi mengenai perilaku bullying di sekolah.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3733Konselor di Era Milenial2023-08-01T06:47:19+00:00Indah Lestariindah.lestari@umk.ac.idAulia Nisa’ Cahya Ningrumindah.lestari@umk.ac.idRichie Annisa Cikalindah.lestari@umk.ac.id<p>Konselor merupakan seorang yang memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling sebagai tenaga profesional. Oleh karena itu, Konselor menjadi profesi dinamis yang menyesuaikan terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat dan dinamika sosial. Tuntutan kinerja dan keefektifan layanan menjadi perhatian utama dalam memberikan bantuan kepada konseli yagn beragam khususnya di era milenial saat ini. Adanya teknologi memberi kemudahan konselor dalam proses konseling. Maka dari itu, di era milenial ini seorang konselor dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman melalui cyber counseling dengan pemahaman penggunanan secara bijak, cerdas, logis dan kritis terhadap informasi dari media sosial.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3736Analisis Peran Orang Tua Terhadap Pengambilan Keputusan Karir Pada Peserta Didik SMA2023-08-01T07:33:52+00:00Aninda Nurchasanaanindanrchsn@gmail.comSiti Fitrianaanindanrchsn@gmail.comArdian Wahyu Nirmalaanindanrchsn@gmail.com<p>Di usia SMA peserta didik dituntut untuk menentukan opsi atau pilihan karirnya serta peserta didik sebagai anak cenderung akan memilih mengikuti arahan dari orang tua, sehingga penting peranan orang tua dalam pengambilan keputusan karier pada peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran orang tua terhadap pengambilan keputusan karier pada peserta didik SMA. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi literatur dengan mengumpulkan beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan untuk mengetahui peran orang tua terhadap keputusan karis pada peserta didik SMA. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran sebagai sumber informasi, pengarah, motivator, dan sumber dukungan emosional dalam pengambilan keputusan karir pada peserta didik SMA.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3737 TINGKAT KESIAPAN ORANG TUA/WALI DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN TATAP MUKA DI SMA NEGERI 2 PATI2023-08-01T07:41:10+00:00Mazaya Firda Amaliaprimaningrum.dian@gmail.comM.A. Primaningrum Dianprimaningrum.dian@gmail.com<p>Pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada seluruh bidang kehidupan, tak terkecuali di bidang pendidikan. Pada bidang pendidikan Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan berbagai pedoman penyelenggaran pembelajaran PAUDDIKDASMEN mulai dari Belajar dari Rumah (BdR), Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sejalan dengan level penyebaran Covid-19 di berbagai daerah. Dengan meredanya penyebaran wabah Covid-19 di Kabupaten Pati, maka mulai Tahun Pelajaran 2022/2023 SMA Negeri 2 Pati dapat menyelenggarakan PTM. PTM dapat berjalan secara optimal apabila didukung kesiapan dari sekolah dan orang tua/wali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan orang tua/wali dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 2 Pati. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode <em>deskriptif</em> dengan teknik <em>Simple Random Sampling. </em>Subjek penelitian adalah orang tua/wali Kelas XI dan XII di SMA Negeri 2 Pati Tahun Pelajaran 2022/2023 sebanyak 286 responden. Data penelitian yang diperoleh dari hasil jawaban skala responden melalui <em>google form</em> dianalisis menggunakan teknik statistik <em>deskriptif</em>. Dari hasil analisis diperoleh tingkat kesiapan orang tua/wali dalam pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 2 Pati sebesar 81% dengan kategori baik/positif.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3739Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Perencanaan Karir Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kendal2023-08-01T08:36:02+00:00Bayu Kresna Muktibayu94948@gmail.comSiti Fitrianabayu94948@gmail.comG. Rohastono Ajiebayu94948@gmail.com<p>Setiap individu memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda, perencanaan karir adalah langkah-langkah yang dilakukan seseorang dalam mencapai tujuan karirnya. Perencanaan karir yang tepat berdasarkan pemikiran yang objektif, kritis dan rasional akan sangat membantu siswa menentukan keputusan karirnya. Sedangkan Kecerdasan emosional dua kali lebih penting dengan kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat hubungan kecerdasan emosional dengan perencanaan karir siswa.</p> <p>Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam pentuk expost fakto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas xi SMK N 1 Kendal tahun pelajaran 2022/2023. Sampel yang diambil adalah 82 orang dengan menggunakan teknik sampling berbentuk simpel random sampling, data dalam penelitian ini diperoleh melalui angket. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis korelasi spearman demgan taraf siknifikansi 0,005. Hasil dari penelitian ini menunjukan signifikansi 0,000 < 0,005 dan nilai koefisien korelasi antara dua variabel sebesar 0,444 artinya hipotesis yang menyatakan terdapat hubugan antara kecerdasan emosional dengan perencanaan karir siswa dapat di terima.</p> <p>Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan agar mencermati faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap perencanaan karir seperti pengaruh orang tua, serta bakat dan minat yang dimiliki individu.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3741Hubungan Efikasi Diri Dengan Quarter Life Crisis Pada Mahasiswa Tingkat Akhir2023-08-02T02:09:08+00:00Lintang Cahya Ayuning Gustilintangcahyaaa01@gmail.com<p>Mahasiswa sebagai masa peralihan memiliki setiap proses perkembangan dengan tantangannya tersendiri dalam kehidupan. Mahasiswa tingkat akhir terus dihadapkan dengan adanya tugas perkembangan dewasa awal yang berfokus pada harapan-harapan masyarakat tentang mendapatkan pekerjaan, pasangan, tanggung jawab sebagai orang dewasa, dan keberhasilan di masa depan hal ini disebut sebagai masa <em>quarter life crisis. </em>Masa tersebut merupakan suatu keadaan pada masa dewasa awal yang sedang mengalami krisis seperti perasaan tidak berdaya, memiliki rasa keraguan atas kemampuan diri, rasa takut, dan rasa cemas akan adanya kegagalan dimasa depan. Mahasiswa dengan efikasi diri yang tinggi menganggap suatu permasalahan sebagai tantangan bukan sebagai ancaman karena manusia dapat menyadari bahwa dirinya mampu mengatasi rintangan dan mampu untuk fokus pada keinginan yang ingin dicapai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan <em>quarter life crisis</em> pada mahasiswa tingkat akhir dengan menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Subjek penelitian berjumlah 31 mahasiswa yang sedang menduduki semester 6, 8, dan 10 yang diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Analisis data penelitian menggunakan uji korelasi <em>product moment pearson</em> dengan menggunakan <em>SPSS Statistics 25</em>. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif antara efikasi diri dengan <em>quarter life crisis </em>pada mahasiswa tingkat akhir, artinya semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah <em>quarter life crisis.</em></p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3742Identifikasi Gaya Belajar Peserta Didik Menggunakan Aplikasi Akupintar di SMK Negeri 6 Semarang2023-08-02T02:16:37+00:00Fitria Musannadahfitriamusannadah07@gmail.comYovitha Yuliejatiningsihfitriamusannadah07@gmail.comDoni Dwi Jayantofitriamusannadah07@gmail.com<p>Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar peserta didik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yakni identifikasi gaya belajar peserta didik. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X jurusan perhotelan di SMKN 6 Semarang yang berjumlah 140 peserta didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>sampling jenuh</em>. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket gaya belajar yang telah dimuat dalam aplikasi <em>Akupintar</em>. Gaya belajar yang diidentifikasi yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peserta didik pada jurusan perhotelan SMKN 6 Semarang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, dari 140 peserta didik diperoleh 7 peserta didik memiliki kecenderungan gaya belajar visual, 9 peserta didik memiliki gaya belajar auditori, dan 124 peserta didik memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3743Analisis Tingkat Coping Mechanism Berbasis Gender Siswa Kelas X di SMAN 5 Semarang2023-08-02T02:32:02+00:00Recha Rahmasari Sukmappg.rechasukma94@program.belajar.idHeri Saptadi Ismantoppg.rechasukma94@program.belajar.idLeni Iffahppg.rechasukma94@program.belajar.id<p>Berdasarkan hasil pengematan di lapangan terdapat beberapa siswa laki-laki dan perempuan yang belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan coping mechanism-nya, menurut versi mereka sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat coping mechanism antara siswa laki-laki dan perempuan. Populasi ini adalah siswa kelas X SMA N 5 Semarang dengan jumlah 432, kemudian dipilih sampel penelitian sesuai dengan tabel penentuan jumlah sampel dari Slovin sebanyak 207 siswa. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif komparatif. Teknik pengumpulan data menggunakan random sampling. Dengan satu variabel dan dua kelompok sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat coping mechanism antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa kelas X SMA N 5 Semarang. Dengan hasil penelitian yang telah dilakukan yang menyatakan pada uji T menunjukkan angka positif 0,065 > 0,05. Oleh karena itu, guru BK SMA N 5 Semarang diharapkan dapat melaksanakan layanan BK yang berkaitan dengan coping mechanism siswa baik siswa laki-laki dan perempuan, agar dapat membantu siswa dalam mengatur dan mengelola stres pada diri sendiri sehingga mencegah mereka melakukan tindakan negatif untuk memecahkan masalahnya.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3744Tingkat Pemahaman Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 36 Semarang 2023-08-02T02:39:00+00:00Aditiyo Susantoaditiyosusanto69@gmail.comDini Rakhmawatiaditiyosusanto69@gmail.comNanik Dwihastutiaditiyosusanto69@gmail.com<p>Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis deskriptif kuantitaif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman bullying pada siswa kelas IX SMP Negeri 36 Semarang. Sampel penelitian yaitu siswa kelas IX SMP Negeri 36 Semarang yang berjumlah 30 orang. Dalam penelitian ini skala perilaku bullying akan dibagikan kepada 30 siswa SMP N 36 Semarang melalui link google form yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi terkait pemahaman siswa mengenai perilaku bullying. Pemahaman siswa mengenai perilaku bullying secara umum memperoleh persentase sebesar <strong> </strong>70,3 % atau sebanyak 21 siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian siswa kelas IX E SMP memiliki pemahaman mengenai perilaku bullying pada ketegori “rendah”. Data yang telah dikumpulkan dari para responden yang berada pada “sedang” terdapat 7 siswa atau 23,1 %, pada kategori “rendah” terdapat 21 siswa atau 70,3% dan pada kategori “sangat rendah” terdapat 2 siswa atau 6,6%.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3745Hubungan Manajemen Waktu Terhadap Prokrastinasi Akademik2023-08-02T02:47:15+00:00Terisa Sari Ulumterisa.sari31@gmail.comArri Handayaniterisa.sari31@gmail.comUpi Lutfiahterisa.sari31@gmail.com<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peserta didik kelas XI yang masih sering menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, berdasarkan hasil AKPD peserta didik kurang memahami pelajaran tertentu, sedangkan dari hasil observasi dan wawancara siswa lebih memilih untuk bermain dengan teman dan menunda untuk mengerjakan tugas sekolah karena berpikir masih ada hari esok, namun saat <em>deadline</em> tiba ternyata tugas tersebut belum selesai. Jadi sebenarnya bukan siswa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan tapi lebih pada tata kelola waktu yang buruk pada siswa tersebut. Ketidakmampuan siswa dalam manajemen waktu sehingga muncul prokrastinasi akademik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan manajemen waktu terhadap prokrastinasi akademik siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Instumen yang dugunakan adalah skala psikologis dengan model skala Likert. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi <em>Product Moment</em>. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik kuota sampling sebanyak 161 siswa. Hasil penelitian menunjukan dimana nilai koefisien korelasinya - 0.741 maka dari hasil tersebut hubungan antara variabel bebas dan terikat memiliki hubungan yang negatif. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa semakin tinggi kemampuan manajemen waktu siswa maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik siswa begitu pula sebaliknya.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3746Hubungan Antara Kecemasan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja di Kecamatan Pakis Adji Kabupaten Jepara2023-08-02T02:51:48+00:00Ayu Amelia PitalokaAyuamelia177@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan perilaku merokok pada remaja di Kecamatan Pakis Adji Kabupaten Jepara. Penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif kuantitatif korelasional. Populasi data penelitian ini adalah remaja usia 13-17 dengan karakteristik menetap di Kecamatan Pakis Adji Kabupaten Jepara. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 50 remaja yang diambil dengan teknik <em>accidental sampling.</em> Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala kecemasan dan skala perilaku merokok. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kecemasan dengan perilaku merokok remaja. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa dari nilai skor variabel kecemasan diperoleh skor minimal 59, skor maksimal 108 dan skor rata-rata (mean) 85,5800, serta standard deviasi 10,86671. Variabel perilaku merokok remaja diperoleh skor minimal 56, skor maksimal 102 dan skor rata-rata (mean) 80,6800, serta standard deviasi 11,05725. Kemudian residual data kecemasan dan perilaku merokok remaja berdistribusi normal dan homogen, serta antara kecemasan dan perilaku merokok remaja terdapat hubungan yang linier. Secara umum penelitian ini dapat mengetahui pentingnya hubungan kecemasan dan perilaku merokok remaja sehingga dapat sebagai acuan bagi masyarakat khususnya orang tua dalam rangka mengurangi kecemasan dan perilaku merokok remaja.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3748Layanan Konseling Individu Bagi Korban Bullying (Studi kasus SMA Negeri 1 Jepon)2023-08-02T03:01:21+00:00Esti Kartina NingrumUswatun140501@gmail.comSri IkawatiningrumUswatun140501@gmail.comUswatun HasanahUswatun140501@gmail.com<p>Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan oleh siswa yang bertujuan untuk mengintimidasi, menyakiti dan mempermalukan, perilaku tersebut dilakukan secara sengaja oleh pelaku dan dilakukan berulang kali. Permasalahan pada anak yang paling tinggi adalah <em>bullying </em>di sekolah yakni 77 kasus atau 47,9%. Berdasarkan laporan KPAI (2019) menerima pengaduan 153 kasus yang terdiri dari anak korban kebijakan, anak korban kekerasan fisik dan <em>bullying</em> (Yanti, 2020). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk <em>bullying</em>, faktor yang mempengaruhi terjadinya <em>bullying</em>, dampak yang dialami oleh korban <em>bullying.</em> Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk <em>bullying</em> yang terjadi di sekolah merupakan <em>bullying</em> verbal, fisik, dan <em>cyber bullying</em>. Hasil penelitian di sekolah menemukan bahwa untuk menangani dan mencegah terjadinya perilaku <em>bullying</em> salah satunya dengan cara membuat petisi yang ditandatangani oleh seluruh anggota SMA N 1 Jepon supaya tidak melakukan perundungan terhadap sesama teman, selain itu saat pelajaran BK, guru BK juga memberikan materi mengenai <em>bullying</em> agar siswa termotivasi untuk tidak melakukan <em>bullying </em>di sekolah ataupun diluar sekolah.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3753INTERVENSI MINDFUL BREATHING UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X2023-08-02T04:26:18+00:00Fenti Amelianaamelianafenti@gmail.comEka Sari Setianingsihamelianafenti@gmail.comArdiatma Rio Respatiamelianafenti@gmail.com<p>Penelitian ini dilatar belakangi oleh tingginya tingkat kecemasan pada peserta didik. Ketidakmampuan peserta didik untuk beradaptasi dengan program dan ketentuan kurikulum yang telah diterapkan dapat menyebabkan peserta didik mengalami kecemasan akademik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan pada peserta didik ialah dengan menerapkan <em>mindfulness training </em>teknik <em>breathing. </em>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penerapan <em>mindfulness breathing </em>untuk membantu menurunkan tingkat kecemasan akademik peserta didik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain <em>The One Group Pretest-Posttest. </em>Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Semarang dengan sampel penelitian adalah kelas X-A berjumlah 36 peserta didik menggunakan <em>purposive random sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecemasan akademik sebelum diberikan perlakukan <em>(pretest) </em>sebesar 70,06 atau 73% dan nilai rata-rata tingkat kecemasan akademik setelah diberikan perlakukan <em>(posttest) </em>sebesar 65,78 atau 69%. Sehingga dapat disimpulkan <em>intervensi mindfulness teknik breathing </em>efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan akademik pada peserta didik.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3755Pengaruh Resiliensi Terhadap Siswa dengan Keluarga Broken Home di SMA Negeri 5 Semarang2023-08-02T04:35:00+00:00Irvan Setiawanirvansetiawan108@gmail.comHeri Saptadi Ismantoirvansetiawan108@gmail.comLeni Iffah irvansetiawan108@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh tingkat resiliensi terhadap siswa dari keluarga broken home. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskirptif korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA N 5 Semarang sebanyak 1200 siswa, dengan Teknik pengambilan sample proportionated random sampling dengan total sampel sebanyak 275 dibagi menjadi tiga Angkatan sesuai dengan proporsinya. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan sekala linkert dengan jumlah jawaban sebanyak 5 alternatif pilihan jawaban. Aspek yang digunakan dalam instrument yaitu aspek resiliensi dan aspek keluarga broken home. Analisis data menggunakan Teknik korelasi sederhana dan dituangkan menggunakan penjabaran deskriptif prosentase serta uji korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh tingkat resiliensi terhadap siswa dari keluarga broken home dengan tingkat pengaruh antara laki-laki dengan perempuan lebih tinggi perempuan. pengaruh resiliensi terhadap keluarga broken sebesar 36% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3756Gambaran Kesejahteraan Siswa pada Implementasi Kurikulum Merdeka2023-08-02T04:42:24+00:00Ismi Fatimahppg.ismifatimah71@program.belajar.idWiwik Kusdaryanippg.ismifatimah71@program.belajar.id<p class="BodyAbstract" style="margin: 0cm; margin-bottom: .0001pt;"><span style="font-size: 12.0pt; font-style: normal;">Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kesejahteraan siswa pada implementasi kurikulum merdeka belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik deskriptif persentase. Populasi dalam penelitian ini siswa SMA/SMK di Jawa Tengah, dengan sampel 107 siswa. Tenik pengambilan sampel menggunakan </span><span style="font-size: 12.0pt;">random sampling</span><span style="font-size: 12.0pt; font-style: normal;">. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala </span><span style="font-size: 12.0pt;">Brief Adolescent Subjective Well-Being in School Scale (BASWBSS)</span><span style="font-size: 12.0pt; font-style: normal;">. Hasil dari penelitian menunjukkan tingkat kesejahteraan siswa pada implementasi kurikulum merdeka ada pada kategori tinggi, dengan persentase sebesar 74%. Dimensi </span><span style="font-size: 12.0pt;">loving</span><span style="font-size: 12.0pt; font-style: normal;"> pada dimensi </span><span style="font-size: 12.0pt;">scholl wellbeing </span><span style="font-size: 12.0pt; font-style: normal;">siswa, berada pada kategori sangat tinggi. Namun perlu diperhatikan bahwa afek negatif siswa memiliki persentase pada kategori sedang yaitu 53%. Untuk itu diharapkan hasil penelitian ini mampu menjadi rujukan guru bimbingan dan konseling untuk memberikan layanan konseling dalam menekan afek negatif yang dialami siswa.</span></p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3757ANALISIS PENGGUNAAN CYBER COUNSELING DI MAN 2 SEMARANG PADA MASA PANDEMI COVID-192023-08-02T04:49:07+00:00Rafika Maharanirafikamaharani2703@gmail.comHeri Saptadi Ismantorafikamaharani2703@gmail.comAgus Setiawan rafikamaharani2703@gmail.com<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberian layanan guru bimbingan dan konseling menggunakan media berbasis chat berupa whatsapp dan telegram, seperti memberikan layanan informasi, kemudian untuk membantu permasalahan siswa yang berkaitan dengan masalah pribadi guru bimbingan dan konseling dapat berhubungan langsung menggunakan WhatsApp. melalui panggilan video. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana gambaran pemanfaatan konseling siber di MAN 2 Semarang pada masa pandemi COVID-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Jumlah sampel atau responden dalam penelitian ini adalah guru BK, guru kelas dan dua siswa. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah implementasi yang tepat dari penggunaan cyber konseling dalam situasi pandemi seperti saat ini yang terjadi di tahun 2020. Layanan yang tepat untuk dilakukan dengan menggunakan cyber konseling adalah layanan individu, bimbingan kelompok. Jenis cyber konseling apa yang digunakan di MAN 2 Semarang yaitu Wa, email, Google form, Microsoft teams. Antusias siswa selama pelaksanaan cyber konseling, siswa sangat antusias dalam pelaksanaan cyber konseling. Evaluasi terhadap setiap kegiatan pelaksanaan layanan melalui konseling siber. Manfaat dari konseling siber adalah memudahkan proses pembinaan konseling sesuai dengan perkembangan teknologi/online. Hambatan apa yang terjadi selama pelaksanaan konseling siber yang paling banyak ditemui yaitu kendala jaringan internet.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3775Kematangan Karir Peserta didik SMA N 11 Semarang Ditinjau Dari Jenis Kelamin2023-08-07T02:36:43+00:00Suhartikah Suhartikahsuhartikahikah@gmail.comSiti Fitrianasitifitriana@upgris.ac.idArdian Wahyu Nirmalaardiannirmala16@guru.sma.belajar.id<p>Masa remaja merupakan masa transisi, banyak sekali peralihan yang dialami oleh remaja. Terutama dalam memilih karir. Siswa tingkat sekolah menengah atas termasuk dalam usia remaja, Dimana pada usia ini peserta didik memiliki banyak sekali keinginan untuk bisa mengeksplore banyak hal sebelum masuk pada fase dewasa. Kematangan karir merupakan berkaitan dengan kesiapan kognitif dan afektif dari sorang individu dalam merencanakan karirnya terutama dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian. Kenyataan dilapangan peserta didik tingkat SMA masih bingung bila dituntut untuk memilih dan merencanakan karir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Adapun penelitian ini dilakukan di SMA N 11 Semarang di Kota Semarang, Jawa Tengah. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA N 11 Semarang kelas XII. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportional Random Sampling dengan rumus Isaac dengan presisi 5% sehingga diperoleh sampel sebanyak 195 siswa. Sedangkan metode pengumpulan data mengadopsi instrument kematangan karir berupa angket skala likert dari penelitian sebelumnya. Teknik analisis data menggunakan Teknik analisis data deskriptif presentaseasil analisis didapatkan bahwa terdapat 43 peserta didik dalam kategori rendah dengan persentase 22 %, 102 peserta didik dalam kategori sedang dengan persentase 52%, dan 50 peserta didik dalam kategori tinggi dengan presentase 52%. hasil kematangan karir peserta didik laki-laki dan perempuan berada dalam kategori sedang, tetapi jika dibandingkan untuk peserta didik perempuan lebih dominan dibandingkan dengan peserta didik laki-laki yaitu 59% atau sama dengan 63 peserta didik.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3776KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SEMARANG2023-08-07T02:40:53+00:00Ema Febriyantiemafebriyanti02@gmail.comTri Suyatiemafebriyanti02@gmail.comIsmah Ismahemafebriyanti02@gmail.com<p>Latar belakang yang mendorong penelitian ini berdasarkan data awal dari AKPD, DCM, dan Observasi adalah kurangnya kepercayaan diri siswa. Hal ini terlihat saat siswa kurang nyaman pada saat dimintai pendapat, suara bergetar saat tampil didepan kelas atau ruang google meeting, kecenderungan memiliki rasa rendah diri, mudah marah tanpa mengetahui penyebabnya, kurang adanya rasa tanggung jawab didalam diri dan merasa malu ketika berinteraksi dengan guru, teman sebaya, serta warga sekolah lainnya.</p> <p>Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk <em>true eksperimen design </em>dengan design <em>pretest-posttest control design. </em>Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Semarang dengan jumlah 225 siswa. Sampel yang terpilih adalah VIII A yang berjumlah 32 siswa, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control dengan menggunakan Teknik pengambilan <em>probability</em> <em>sampling</em> berbentuk <em>cluster sampling. </em>Data dalam penelitian ini diperoleh melalui skala percaya diri.</p> <p>Hasil analisis skala psikologis percaya diri siswa menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknikdiskusi yaitu kelompok eksperimen ( 72,8125 ) dan kelompok kontrol ( 64,75 ). Berdasarkan hasil uji t diketahui taraf signifikan 5% untuk t<sub>tabel</sub> ( 30 = 0,05 ) = 1,697 maka t<sub>hitung</sub> > t<sub>tabel</sub>, 4,877 > 1,697 maka H<sub>0</sub> ditolak dan H<sub>a</sub> diterima. Sehingga hipotesis penelitian ini berbunyi “ Adanya Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Semarang “. Keefektifan ditunjukkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi mampu mengatasi permasalahan dalam diri siswa dengan <em>treatment</em> yang diberikan sehingga kepercayaan diri didalam diri siswa meningkat.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3777FAKTOR-FAKTOR BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS XI SMK PELITA NUSANTARA 1 SEMARANG2023-08-07T02:47:18+00:00Mia Febrimiafebri15@gmail.comHeri Saptadi Ismantoherisaptadi@upgris.ac.idVenty VentyVenty@upgris.ac.id<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi karakter siswa, untuk mengetahui bagaimana peran guru BK dalam pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti melakukan penelitian di lokasi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang. Dalam peneitian ini informan dipilih langsung oleh peneliti yang disebut sasaran penelitian berdasarkan karakteristik informan yang telah ditetapkan yaitu guru BK, siswa, kepala sekolah, wali kelas dan waka kesiswaan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data melalui berbagai tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa, faktor yang mempengaruhi karakter siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti ketidakmampuan dalam penyesuaian diri. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya. Adapun peran guru BK dalam pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial dengan melaksanakan konseling individu, sebagai agen preventif dan memfasilitasi siswa.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3778HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPEKAAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 SEMARANG2023-08-07T02:51:46+00:00Mia Naviartamianaviarta@gmail.comSuhendri Suhendrisuhendri@upgris.ac.idSri Mulyaningsihmianaviarta@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan pola asuh orang tua terhadap kepekaan sosial siswa. Penelitian ini ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel penelitian 114 siswa yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pola asuh orang tua mayoritas berada pada kategori sedang dengan skor klasifikasi antara 91-107 sebesar 77,2%, tingkat kepekaan sosial siswa mayoritas berada pada kategori sedang dengan skor klasifikasi antara 42-52 sebesar 76,3%. Derajat korelasi diantara kedua variabel sebesar nilai pearson correlation antara pola asuh dengan kepekaan sosial sebesar (r = 0,413), menunjukan korelasi sedang. Jadi diantara kedua variabel terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan dan bernilai positif atau searah (p = 0,000 <0,05). Artinya penerapan pola asuh yang baik dan maksimal, berkorelasi semakin baik kepekaan sosial siswa, begitupun sebaliknya dalam penerapan pola asuh yang kurang baik atau kurang maksimal berkorelasi dengan kepekaan sosial siswa. Saran untuk guru BK yaitu untuk memberikan layanan yang bersifat preventif, kuratif, untuk meningkatkan kepekaan sosial siswa.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3779Hubungan Kontrol diri dengan Prilaku Menyontek siswa kelas XI2023-08-07T02:55:42+00:00Rahayu MubarokahRahayumubarokah2@gmail.comArri HandayaniRahayumubarokah2@gmail.comUpi LutfiahRahayumubarokah2@gmail.com<p>Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, ternyata tidak lepas dari perilaku menyontek. Hal ini diperkuat dengan hasil AKPD yang menunjukkan bahwa terdapat 2,55% (tinggi) memilih butir angket Saya kadang-kadang masih suka menyontek pada waktu tes. Tujuan dari penelitian ini untuk mengungkap hubungan kontrol diri dengan prilaku menyontek siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. Populasi dalam penetian ini adalah seluruh kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut maka peneliti mempertimbangkan dengan melihat Tabel Issac dan Michael dengan taraf signifikansi 5%, sehingga ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 161 siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment sebesar 0.000, maka hasil tersebut < 0.05 dan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas (Kontrol Diri) berhubungan dengan variabel terikat (Perilaku Menyontek). Dengan kategori hubungan yang kuat sesuai dimana nilai koefisien korelasinya - 0.608 maka dari hasil tersebut hubungan antara variabel bebas dan terikat memiliki hubungan yang negatif. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa semakin tinggi kemampuan kontrol diri siswa maka semakin rendah perilaku menyontek siswa begitu pula sebaliknya, semakin rendah kontrol diri siswa maka semakin tinggi perilaku menyontek siswa.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3780Hubungan Konsep Diri dengan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Semarang2023-08-07T03:07:13+00:00Riana Ayu Oktavianiayuriana439@gmail.comWiwik Kusdaryaniayuriana439@gmail.comAriswati AriswatiAyuamelia177@gmail.com<p>Penelitian Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Semarang di latar belakangi oleh rendahnya kamampuan penyesuaian diri siswa, hal ini ditandai dengan hasil AKPD yang masih banyak siswa memilih butir item “saya belum banyak mengenal lingkungan sekolah”. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang dengan jumlah 62 siswa. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini menggunakan <em>cluster random sampling</em>. Data penelitian ini diperoleh melalui skala konsep diri dan skala penyesuaian diri. Berdasarkan uji korelasi <em>pearson product moment, </em>diperoleh nilai korelasi r hitung 0,738. Sedangkan nilai r tabel untuk jumlah sampel 71 dengan taraf signifikasi 5% diperoleh sebesar 0,233. Oleh karena itu nilai r hitung 0,738 > r tabel 0,233 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian diri siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang. Hubungan tersebut menunjukkan ke arah hubungan positif, dikarenakan nilai r hitung yang diperoleh bertanda positif. Hubungan positif tersebut memiliki arti bahwa jika konsep diri semakin tinggi maka kepercayaan diri siswa juga semakin tinggi, begitu sebaliknya jika konsep diri siswa rendah maka kepercayaan diri siswa juga rendah.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3781Resiliensi pada Peserta Didik Kelas X Perhotelan di SMK Negri 6 Semarang2023-08-07T03:15:29+00:00Evelyn Novia Kristianievelynnovia7@gmail.comYovitha Juliejatiningsihevelynnovia7@gmail.comDoni Dwi Jayantoevelynnovia7@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi seberapa baik tingkat resilinsi peserta didik kelas X Perhotelan di SMKN 6 Semarang. (2) Mengetahui butir-butir pernyataan dalam skala resiliensi yang terindikasi rendah dan dapat diusulkan sebagai topik bimbingan peserta didik kelas X Perhotelan di SMKN 6 Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X Perhotelan yang berjumlah 4 kelas di SMKN 6 Semarang yang berjumlah 97 peserta didik. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan survei yang dilakukan secara online dengan menyebarkan link <em>google form. </em>Item valid pada skala resiliensi berjumlah 45 item. Pengujian koefisien reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik <em>alfa cronbach. </em>Hasil uji reliabilitas instrumen resiliensi senilai 0.924 dengan demikian pada instrumen tersebut teruji reliabel dan layak digunakan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif yang mengacu pada norma kategorisasi dengan jenjang sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Hasil penelitian ini: (1) tingkat resiliesnsi pada peserta didik kelas X Perhotelan di SMKN 6 Semarang cenderung tinggi, lebih rinci 23% dengan kategori sangat tinggi, 60% dengan kategori tinggi, 18% dengan kategori sedang dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. (2) hasil analisis item menunjukkan 1 item memiliki skor rendah. Adapun usulan topik bimbingan, yaitu <em>All Contorl Is On Me.</em></p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3782Hubungan Antara Kondisi Kesehatan Mental Dengan Prestasi Akademik Peserta Didik Kelas X Sma Negeri 6 Semarang Tahun 20232023-08-07T03:26:16+00:00Fajar Ariantoppg.fajararianto85@program.belajar.idEka Sari Setianingsihppg.fajararianto85@program.belajar.idSiti Saptariningsihppg.fajararianto85@program.belajar.id<p>Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan hasil temuan dari salah satu siswa yang juga sebagai konselor sebaya disekolah, ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan mental. Fenomena terkait isu kesehatan mental yang ditemukan adalah terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kecemasan, depresi, menyakiti diri sendiri (self-harm), kecenderungan untuk pedofilia, kecenderungan memiliki alter ego, dan kecenderungan LGBTQ+. Fenomena-fenomena tersebut ditemukan pada siswa kelas X SMA yang mana pada saat ini sedang berada pada tahapan perkembangan siswa SMA kelas X fase E. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kondisi kesehatan mental dengan prestasi akademik peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Semarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survey dengan teknik analisis regresi linier sederhana. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai korelasi 0,715 dengan nilai sig. 0.00 < 0.05 dengan hubungan korelasinya 51.1%. Dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kesehatan mental dan prestasi akademik. Semakin rendah nilai gangguan kesehatan mental maka akan berbanding terbalik dengan prestasi akademik, dan juga sebaliknya. Semakin tinggi nilai gangguan kesehatan mental maka akan semakin rendah prestasi akademik yang dimiliki peserta didik.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3783HUBUNGAN ANTARA KONDISI KESEHATAN MENTAL DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 6 SEMARANG TAHUN 20232023-08-07T03:31:00+00:00Vrimadieska Ayuanissa Waluyanppg.vrimadieskawaluyan77@program.belajar.idEka Sari Setianingsihppg.vrimadieskawaluyan77@program.belajar.idSiti Saptariningsihppg.vrimadieskawaluyan77@program.belajar.id<p>Penelitian ini di latar belakangi oleh banyaknya peserta didik yang terindikasi mengalami gangguan kesehatan mental seperti mengalami kecemasan, depresi, menyakiti diri sendiri (self-harm), kecenderungan untuk pedofilia dan kecenderungan memiliki alter ego. Selain itu juga terdapat keluhan dari guru mata pelajaran dimana sebagian besar peserta didik cenderung tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan penugasan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara kesehatan mental dengan resiliensi akademik peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Semarang. Populasi pada penelitian ini sejumlah 432 peserta didik dan sampel berjumlah 191 peserta didik diambil menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah Mental Health Inventory 38 dan skala psikologis yang digunakan untuk mengungkap tingkat resiliensi akademik adalah The Academic Resilience Scale (ARS-30). Hasil uji regresi linier sederhana sebesar 0.000 < 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan mental berpengaruh terhadap resiliensi akademik. Maka dapat disimpulkan bentuk hubungan antara kedua variabel adalah positif, dimana semakin tinggi kesehatan mental yang dimiliki peserta didik maka semakin tinggi pula resiliensi akademiknya. Sebaliknya apabila kesehatan mental peserta didik rendah maka semakin rendah pula resiliensi akademiknya. Diketahui nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.638, maknanya pengaruh variabel X (kesehatan Mental) terhadap variabel Y (Resiliensi Akademik) adalah sebesar 63,8%. Selanjutnya apabila ditelusuri lebih lanjut menggunakan uji chi square untuk mengetahui apakah jenis kelamin mempengaruhi tingkat resiliensi akademik peserta didik, ditemukan nilai chi square sebesar 0,175 > dari 0,05 sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat resiliensi akademik peserta didik berdasarkan jenis kelamin.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3784Fenomena Circle Pertemanan terhadap Perilaku Bullying di Sekolah2023-08-07T03:35:33+00:00Fia Anisa Rachimfiaanisarachim00@gmail.comYovitha Yuliejatiningsihfiaanisarachim00@gmail.comSri Wahyunifiaanisarachim00@gmail.com<p>Fenomena bullying sering terjadi di lingkungan pendidikan khususnya di sekolah. Perilaku bullying meliputi penyebaran gosip, menolak untuk berteman, menghina, menertawakan, menampar, melempar sesuatu, menarik rambut dan kekerasan fisik lainnya. Circle pertemanan menjadi salah satu faktor perilaku bullying pada remaja di sekolah karena kebanyakan dari peserta didik kurang memiliki pemahaman tentang dampak negatif perilaku bullying sehingga mereka menerima dan melakukan bullying terhadap teman sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis circle pertemanan terhadap perilaku bullying pada peserta didik SMK Negeri 6 Semarang yang merupakan sekolah dengan jumlah 80% peserta didik perempuan sehingga terdapat banyak circle pertemanan di dalamnya. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui studi kasus Home Visit dilanjutkan dengan metode wawancara (Indepth Interview).</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3785IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN KURIKULUM DARURAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMK NEGERI 7 SEMARANG2023-08-07T03:41:26+00:00Annisa Fitrianiannisafitriani74@gmail.comPrimela Mutiara Sani Novaannisafitriani74@gmail.comDevy Hasiananda Sannisafitriani74@gmail.com<p>Pandemi covid-19 berdampak pada berbagai hal salah satu yang terdampak adalah dunia pendidikan. Lembaga pendidikan diharuskan menyiapkan strategi khusus untuk melaksanakan pembelajaran di saat pandemi covid-19 karena proses pembelajaran dilakukan secara tatap maya, pembelajaran tatap maya merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. SMK Negeri 7 Semarang menerapkan kurikulum darurat covid-19 agar dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengenai pelaksanaan kurikulum darurat covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari penelitian menunjukkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dengan kurikulum darurat di SMK Negeri 7 Semarang. Adapun hambatan dalam penerapan kurikulum darurat covid-19 yaitu (1) waktu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terbatas, (2) tidak memiliki jadwal jam pelajaran khusus.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3787EFEKTIVITAS MINDFULNESS TRAINING TEKNIK DEEP BREATHING UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS 10 SMA NEGERI 6 SEMARANG2023-08-07T03:48:42+00:00Ridho Muhammad Rezareza.rmr1998@gmail.comEka Sari Setianingsihreza.rmr1998@gmail.com<p>Penelitian ini dilatar belakangi oleh lemahnya kontrol diri remaja awal. Rendahnya tingkat kontrol diri pada peserta didik dapat berakibat pada perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kontrol diri peserta didik ialah dengan menerapkan mindfulness training teknik deep breathing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat efektivitas penerapan <em>mindfulness training </em>teknik <em>deep breathing </em>untuk membantu meningkatkan kontrol diri peserta didik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian <em>pre-eksperimental design </em>dengan jenis <em>one group pretetst-postest</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Kota Semarang, sedangkan sampel penelitian adalah kelas X-C berjumlah 36 peserta didik menggunakan purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>mindfulness therapy </em>teknik <em>deep breathing </em>efektif untuk meningkatkan kontrol diri peserta didik yang ditunjukkan dengan hasil data statistik nilai rata-rata <em>pre-test </em>dan <em>post-test </em>sebesar 49,78 untuk nilai <em>pre-test </em>dan 60,47 untuk rata-rata nilai <em>post-test</em>, mengalami peningkatan sebesar 10,69.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3789Efektivitas Konseling Kelompok Self-Regulation Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SMKN 6 Semarang2023-08-07T04:00:21+00:00Shelly Gazela Novatamashellygazela1@gmail.comYovitha Juliejatiningsihshellygazela1@gmail.comSri Wahyunishellygazela1@gmail.com<p>Pemberian layanan konseling kelompok menggunakan Teknik <em>self-regulation </em> mempunyai peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMK N 6 Semarang. Banyaknya siswa yang mengalami permasalahan serupa dilihat dari hasil penyebaran AKPD dan dari minat siswa yang tinggi dalam melakukan konseling kelompok. Disini lah peran guru BK dalam mengatasinya terkhusus di SMK N 6 Semarang.</p> <p>Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu suatu kegiatan penelitian dengan menganalisis tentang data-data maupun informasi yang didapat sesuai dengan realita yang ada. Dengan subjek penelitian guru BK dan siswa di SMK N 6 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi serta melakukan teknik penentuan keabsahan data berupa triangulasi sumber dan triangulasi teknik.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada kasus penelitian ini pemberian layanan konseling kelompok di kelas X Boga 4 SMK N 6 Semarang berjalan sangat efektif dan mampu meningkatkan motivasi belajar anak dengan memperhatikan aspek-aspeknya, seperti cita-cita dan aspirasi siswa, kapabilitas dan kondisi siswa, dan kondisi lingkungan di sekitar siswa. Semua aspek terbukti dapat dicapai melalui layanan konseling kelompok dengan teknik <em>self-regulation</em>. Konseling kelompok dengan teknik self-regulation efektif meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membuat siswa saling bertukar cerita dan meregulasikan dirinya</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3792Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Semarang2023-08-07T04:05:12+00:00Ifada Putrippg.ifadaagusti68@program.belajar.idSuhendri Suhendrippg.ifadaagusti68@program.belajar.idSri Mulyaningsihppg.ifadaagusti68@program.belajar.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab prokrastinasi akademik siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis survei. Subjek penelitian ini sebanyak empat orang siswa dari kelas X1 SMA Negeri 14 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan metode analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab prokrastinasi akademik siswa kategori penundaan terhadap tugas atau aktivitas menunjukkan angka yang seimbang. Kategori kelambanan dalam mengerjakan tugas menunjukkan responden dominan terhadap pengelolaan waktu yang buruk. Kategori adanya kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja actual menunjukkan pencapaian deadline yang lebih tinggi. Kategori melakukan aktivitas lain yang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan menunjukkan kegiatan bermainan HP yang paling banyak dilakukan para responden.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3793Upaya Preventif Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meminimalisir Perilaku Cyberbullying pada Peserta Didik2023-08-07T04:13:57+00:00Nabella Salsabila Mutisalsabilanabella@gmail.comDevinta Maharanisalsabilanabella@gmail.com<p>Seiring dengan perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tidak ada lagi batasan dalam ruang dan waktu. Kemudahan akses informasi dan komunikasi yang ditawarkan sangat memudahkan produktivitas remaja sehari-harinya, termasuk peserta didik. Salah satu teknologi digital yang amat digandrungi remaja saat ini adalah media sosial. Hal ini tidaklah menjadi masalah bila dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Namun sayangnya masih banyak dijumpai oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang justru menyalahgunakan media tersebut untuk melakukan <em>cyberbullying</em>. Dalam mencari jati dirinya, remaja sangat antusias untuk mencoba hal baru dan membangun relasi, salah satunya melalui media sosial tersebut. Karena remaja dalam emosi yang masih labil, mereka rentan terpengaruh dengan adanya <em>cyberbullying </em>atau bahkan dapat berpotensi menjadi pelakunya. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guru Bimbingan dan Konseling dapat melakukan upaya preventif agar peserta didik dapat terhindar dari perilaku <em>cyberbullying</em>. Guru Bimbingan dan Konseling diharapkan bisa melaksanakan upaya tersebut agar perilaku <em>cyberbullying </em>di kalangan remaja dapat dicegah sehingga korban <em>cyberbullying </em>dapat dikurangi. Adapun untuk teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dengan mengumpulkan data melalui jurnal, artikel, buku, dan sumber lain yang relevan dengan kasus tersebut.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/3794HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VII DI SMP PGRI 01 SEMARANG2023-08-07T04:18:43+00:00Yatrima Ziliwuziliwuyatrima@gmail.comDini Rakhmawatiziliwuyatrima@gmail.comIsmah Ismahziliwuyatrima@gmail.com<p>Masih ditemukan kecemasan komunikasi interpersonal siswa adalah dasar penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal siswa kelas VII di SMP PGRI Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan jenis korelasional, populasi dalam penelitian ini sebanyak 210 dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala kepercayaan diri dan kecemasan komunikasi interpersonal siswa. Berdasarkan hasil uji korelalsi pearson product moment diperoleh nilai r hitung sebesar 0,371, sedangkan r tabel dengan jumlah sampel 50 adalah 0,279. Oleh karena itu nilai r hitung ˃ r tabel atau 0,371 ˃ 0,279 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal siswa kelas VII di SMP PGRI 01 Semarang.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4161Pemahaman Konsep Diri Mahasiswa Melalui Metode Biografi2023-08-22T05:04:04+00:00Farikha Wahyu Lestari farikha@upgris.ac.id<p>Konsep diri merupakan cara seseorang memandang, menggambarkan, dan menilai dirinya sendiri. Dalam konsep diri termuat citra diri, ideal diri, harga diri, peran diri, dan identitas diri. Kajian dan penelitian tentang konsep diri sudah banyak dilakukan. Dengan mengetahui konsep diri, individu akan lebih mudah mengenali dirinya dan memahami tingkah laku yang berkaitan dengan gagasan tentang dirinya. Beberapa factor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang antara lain adalah pola asuh, kegagalan, depresi, dan kritik internal. Manfaat dari memahami konsep diri bagi mahasiswa adalah membantu memaksimalkan potensi diri, membantu mencapai tujuan hidup, dan mengukur kemampuan penyelesaian masalah. Biografi merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk memahami individu. Melalui metode biografi ini mahasiswa menceritakan pengalaman yang pernah terjadi di masa kehidupannya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis studi dokumen. Hasil dari pengkajian dokumen tugas biografi mahasiswa komponen konsep diri yang paling sering muncul adalah citra diri dan identitas diri yang banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dalam kehidupannya dan pola asuh keluarga.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konselinghttps://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4283EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS IX SMP PGRI 1 SEMARANG2023-08-30T07:14:06+00:00Tri Susilo Hesti Ningrumningrumhs002@gmail.comDini Rakhmawatidini@upgris.ac.idDesi Mauliadesimaulia@upgris.ac.id<p>Penelitian Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok teknik <em>Talking Chips</em> Untuk Meningkatkan Keterampilan Perencanaan Karier Siswa Kemampuan Perencanaan Karir Siswa Kelas IX SMP PGRI 1 Semarang ini dilator belakangi masih terdapat siswa yang memiliki permasalahan dalam bidang karier terlebih dalam perencanaan karier. AKPD kelas IX SMP PGRI 1 Semarang menunjukkan masih banyak siswa yang belum memiliki pemahaman mengenai program studi di perguruan tinggi, siswa masih ragu dengan pilihan karier, siswa belum paham mengenai bakat dan minat, siswa masih belum tahu jenis profesi dan pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan karier siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik <em>talking chips</em> dan apakah layanan bimbingan kelompok teknik <em>talking chips</em> berpengaruh terhadap perencanaan karier siswa. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian <em>true experimental</em> design dengan model <em>pretest-posttest control group design</em>. Populasi penelitian adalah siswa kelas IX SMP PGRI 1 Semarang yang berjumlah 202 siswa. Kelas IX A digunakan <em>try out</em> sebanyak 30 siswa. Sampel yang diambil sebanyak 15% dari jumlah populasi penelitian untuk dijadikan sampel penelitian, sehingga sampel pada penelitian ini adalah 30 siswa. Kemudian dari jumlah sampel ini dibagi dua, sehingga diperoleh 15 siswa kelompok kontrol dan 15 siswa kelompok eksperimen. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini yaitu kelas IX C yang diambil menggunakan teknik sampling <em>cluster random sampling</em>. Alat pengumpul data yang dipergunakan adalah wawancara dan skala perencanaan karier. Untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus <em>Alpha</em> dari <em>Cronbach</em>. Analisis yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan uji <em>Liliefors</em>. Hasil hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi (2-<em>tailed</em>) 0,007 < 0,05. Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel awal (<em>pre-test</em>) dengan variabel akhir (<em>post-test</em>) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hipotesis “bimbingan kelompok teknik <em>talking chips </em>efektif untuk meningkatkan keterampilan perencanaan karier siswa kelas IX SMP PGRI 1 Semarang”.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4285PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP N 1 GUBUG 2023-08-30T07:18:20+00:00HELENA ZARANITAhellenahell316@gmail.comEKA SARI SETIANINGSIHekasarisetianingsih@upgris.ac.id<p>Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya siswa yang tidak berani untuk mengungkapkan pendapatnya, kurang percaya diri ketika disuruh maju didepan kelas, menghindar ketika ingin ditanya oleh guru, berbicara dengan gugup dan masih ragu dengan kemampuan yang dimilikinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian <em>true eksperimental design</em> dengan model <em>pretest</em> dan <em>posttest control grup design.</em> Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Gubug. Sampel yang diambil adalah 28 siswa kelas VIII G yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan teknik <em>cluster random sampling</em>. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala kepercayaan diri. Berdasarkan hasil <em>pretest </em>rata-rata pada kelompok eksperimen adalah 88,3 dan kelompok kontrol adalag 80,1. Sedangkan hasil <em>posttest</em> dapat dilihat setelah diberikan treatment layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan skor dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan traetment. Rata-rata <em>posttest</em> skor kelompok eksperimen adalah 9,15 dan kelompok kontrol adalah 83,0. Berdasarkan uji hipotesis yang diperoleh dengan hasil thitung = 2,694, selanjutnya yang dikonsultasikan dengan ttabel dengan taraf signifikasi 5% (0,05) yaitu 2,056. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung 2,694 > ttabel 2,056, maka hipotesis (Ha) diterima yang berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa kelas VIII SMP N 1 Gubug” diterima kebenaranyya pada taraf siginifikasi 5% dengan demikian menunjukkan bahwa layanna bimbingan kelompok dapat meningkatan rasa percaya diri siswa Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan adalah layanan bimbingan kelompok ini dapat digunakan untuk membantu siswa menuntaskan tugas perkembangannya secara optimal. Tentunya pada siswa yang masih kurang percaya diri .</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4286Keterampilan Kolaborasi Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran2023-08-30T07:31:26+00:00Yuhana Latifyuhanaltf@gmail.comWiwik Kusdaryaniwiwikkusdaryani@upgris.ac.idAriswatiariswati@gmail.com<p>Keterampilan kolaborasi merupakan salah satu keterampilan yang penting bagi peserta didik di era abad 21. Keterampilan kolaborasi memiliki dampak positif yang signifikan bagi peserta didik sekolah menengah kejuruan, baik dalam konteks pendidikan maupun dalam persiapan mereka untuk bekerja di dunia kerja. Maka dari itu penting untuk mengetahui profil tingkat keterampilan kolaborasi peserta didik di SMK Negeri 2 Semarang selama mengikuti proses pembelajaran, serta untuk mendiskripsikan faktor penyebabnya. Metodologi yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan sampel jenuh. Sampel terdiri dari 72 peserta didik kelas XI Jurusan Manajemen Perkantoran & Layanan Bisnis. Teknik pengumpulan data menggunakan formulir daring berupa skala psikologis keterampilan kolaborasi yang didasarkan pada aspek-aspek keterampilan kolaborasi. Analisis statistik deskriptif dan pengkategorian diguanakan sebagai analisis data. Hasil penelitian mengambarkan angka 54,99 sebagai tingkat keterampilan kolaborasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan skor standar deviasi sebesar 8,211, yang berarti peserta didik mayoritas mengalami keterampilan kolaborasi dengan tingkatan rendah. Tingkat keterampilan kolaborasi peserta didik jurusan manajemen perkantoran & layanan bisnis menunjukkan bahwa 25 peserta didik (34,8%) dikategorikan memiliki tingkat keterampilan kolaborasi sedang, sementara 47 peserta didik (65,2%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perlu adanya upaya untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi pada peserta didik, baik melalui pengembangan kurikulum yang lebih holistik, penggunaan metode pembelajaran yang mengutamakan kolaborasi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keterampilan kolaborasi dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4288Analisa Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Kesehatan Mental Remaja 2023-08-30T08:04:29+00:00VentyVenty@upgris.ac.idPartonopsnadi@smaratungga.ac.id<p>Kesehatan mental merupakan kesanggupan menyesuaikan diri, teman sebaya, masyarakat dan lingkungan, yang diperlukan dalam segala aktivitas hidup, khususnya remaja yang sedang proses belajar. COVID-19 jenis penyakit menular yang disebabkan virus corona tipe SARS Cov 2, sebagai wabah atau pandemi dunia oleh karena penyebaran dan peningkatan jumlah kasus yang pesat. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kesehatan mental remaja masa pandemi Covid-19 berhubungan dengan tingkat depresi, kecemasan, dan stress. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Partisipan berjumlah 72 remaja. Alat untuk mengukur adalah DASS 42 telah divalidasi, dimodifikasi, dan disesuaikan. Hasil analisa data penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh responden yang mengalami depresi pada kategori sangat parah 4%, parah 8%, sedang 19%, ringan 22%, dan normal 46%. Tingkat kecemasan remaja pada kategori sangat parah 18%, parah 19%, sedang 25%, ringan 11%, dan normal 28%. Tingkat stres responden remaja berada pada kategori stres sangat parah 0%, parah 8%, sedang 15%, ringan 22%, dan normal 54%.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4293Hubungan antara Kesepian dengan Nomophobia pada Siswa Kelas X2023-08-30T08:15:54+00:00Astrid Pitaloka Putriningrumppg.astridputriningrum64@program.belajar.idArri Handayaniarri.hdy@gmail.comSudonosudonodon71@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan <em>nomophobia</em> pada siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Sampel diambil menggunakan teknik <em>simple random sampling</em> sebanyak 195 siswa dari populasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Semarang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah UCLA-LS (Russell, 1996) dan NMP-Q (Yildirim & Correia, 2015). Analisis data menggunakan uji korelasi product moment. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesepian dengan <em>nomophobia</em> dengan nilai Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 dan kriteria kekuatan hubungan antara variabel kesepian dengan <em>nomophobia</em> mempunyai hubungan yang sedang.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4295TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (SELF-DISCLOSURE) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2022/20232023-08-30T08:22:50+00:00Irvan Nurul Auladiirvanauladi@gmail.comEka Sari SETIANINGSIHekasarisetianingsih@upgris.ac.id<p><em>Self-disclosure</em> (keterbukaan diri) merupakan keretampilan berkomunikasi dimana kita membagi informasi tentang diri kita yang biasanya dirahasiakan atau disimpan kepada orang lain sebagai upaya membangun kualitas interaksi sosial dengan orang lain menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbukaan diri siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian <em>expost facto</em> dengan desain deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Semarang. Sampel yang digunakan berjumlah 123 dari 297 siswa dengan teknik pengambilan sampel <em>proportionate stratified random sampling</em>. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala keterbukaan diri. Validitas konstruk, dan reliabilitas diuji dengan rumus alpha cronbach. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan fasilitas aplikasi SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukan keterbukaan diri (<em>self-disclosure)</em> siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Semarang berada pada kategori sedang. Dari ketujuh aspek, aspek Jumlah (keluasan) memiliki kontribusi paling besar dalam variabel keterbukaan diri. Saran diberikan peneliti kepada Siswa, Guru dan Peneliti selanjutnya.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4296Penerapan Pola Asuh Orang Tua Otoriter Dengan Kecendurungan Perilaku Bullying2023-08-30T08:26:36+00:00Relegia Puspitarelegia.puspita@gmail.comChr. Argo Widihartoargowidiharto@upgris.ac.idGanefianiganefani@gmail.com<p><em>Kasus bullying yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia kian memprihatinkan. Mirisnya fenomena bullying ini juga terjadi diberbagai tingkat sekolah, baik dasar, menengah maupun atas Perilaku bullying bisa terjadi karena banyak sekali factor. Salah satunya adalah factor keluarga yang menentukan keterlibatan seseorang dalam bullying yaitu pola asuh. Perilaku bullying biasanya adalah anak-anak yang berasal dari orangtua otoriter, kasar atau terlalu permasif kepaada anak. Pola asuh yang keras, mengabaikan ketidakhadiran, penolakan, kurangnya kasih sayang yang positif, dan tidak diajarkan untuk menunjukkan perilaku yang tepat bekaitan dengan perilaku bullying. Penelitian periaku bullying ini dilakukan pada siswa di SMAN 8 Semarang dengan jumlah sampel 50 siswa dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana, dengan hasil pola asuh otoriter terhadap kecenderungan perilaku Bullying memiliki nilai 0,00 atau p<0,05, artinya secara siginifikan terdapat perubahan perilaku bullying dengan adanya perubahan pola asuh otoriter. Besarnya nilai korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0.710. dari output diperoleh koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.505, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (Pola Asuh Otoriter) terhadap variabel terikat (Bullying) adalah 50,5%. Sisanya 40,5% perilakuu bullying bisa dikarena factor pola asuh lainnya atau variable lain. </em></p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4297PENGARUH DARI KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA 2023-08-30T08:29:34+00:00Ire Wardaniirewardani1993@gmail.comChr. Argo Widihartoargowidiharto@upgris.ac.idGanefianiganefiani5@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui munculnya perilaku merokok remaja dampak dari konformitas teman sebaya pada siswa laki-laki kelas XII jurusan IPA di SMA N 8 Semarang. Fenomena yang terjadi bahwa ditemukan peserta didik di SMA N 8 Semarang yang merokok di lingkungan sekolah. Populasi penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas XII jurusan IPA. Sampel penelitian berjumlah 53 siswa yang dipilih menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan satu buah skala yaitu skala konformitas teman sebaya dan satu buah angket yaitu angket penilaian perilaku merokok. Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi dengan bantuan program SPSS 26.0 disimpulkan bahwa konformitas sangat mempengaruhi munculnya perilaku merokok dengan determinasi R (Square) sebesar 0.200, yang berarti bahwa konformitas memiliki hubungan dengan perilaku merokok sebesar 20%.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4298Perilaku Maladaptive Anak Dampak dari Pola Asuh Orang Tua di SMA N 8 Semarang2023-08-30T08:32:22+00:00Diyah Arum Puspitasaridiyaharumpuspitasari53@gmail.comChr. Argo Widihartoargowidiharto@upgris.ac.idGanefianiganefiani5@gmail.com<p>Penelitian ini dilatarbelakangi adanya peserta didik yang: membolos, peserta didik yang<br>datang terlambat kesekolah, peserta didik yang tidak berpakaian rapi, peserta didik yang berkelahi di lingkungan sekolah, peserta didik yang ketahuan mencuri di lingkungan sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku maladaptif peserta didik dengan pola asuh orang tua di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Semarang. Penelitian ini mengguankan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah 180 yang dipilih dengan Teknik random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu skala pola asuh orang tua dan perilaku maladaptive. Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi dengan bantuan program SPSS 26.0 disimpulkan bahwa pola asuh orang tua sangat mempengaruhi munculnya perilaku maladaptive dengan determinasi R (Square) sebesar 0.259, yang berarti bahwa pola asuh orang tua memiliki hubungan dengan perilaku maladaptive sebesar 25.9%.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4299PENGARUH KECANDUAN GAME ONLINE TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS 8I SMP NEGERI 36 SEMARANG2023-08-30T08:36:50+00:00Rizqi Amaludinrizqi@upgris.ac.idDini Rakhmawatidini@upgris.ac.idNanik Dwi Hastutinanik@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecanduan game online terhadap prestasi belajar peserta didik di SMP N 36 Kota Semarang, Penelitian ini menggunakan metode korelasional kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 36 Kota Semarang yang berjumlah 270 siswa dengan penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu didapat siswa kelas VIII I yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data peneliti menggunakan metode angket skala likert untuk mengumpulkan data peserta didik tentang kecanduan game online dan untuk pengumpulan data prestasi belajar siswa peneliti mengumpulkan data akumulasi skor hasil belajar peserta didik yaitu nilai rata-rata rapot di semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Hasil penelitian di temukan bahwa adanya korelasi yang berkaitan antara kecanduan game online dengan prestasi belajar peserta didik sebesar -0,646, nilai (-) nenujukkan bahwa hubungan antar kedua variabel bersifat negatif. Sedangkan hasil uji t didapat hasil sebesar 4,482, yang membuktikan adanya pengaruh antara kecanduan game online dengan prestasi belajar peserta didik kelas VIII I. Besarnya pengaruh kecanduan game online terhadap prestasi belajar dilihat dari nilai R Square ialah sebesar 41,8%, sedangkan sisanya 58,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel X.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4300Merancang Penanganan Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak2023-08-30T08:34:39+00:00Ellya Rakhmawatiellyarakhmawati@upgris.ac.id<p>ABSTRAK</p> <p>Peningkatan kasus kekerasan seksual anak semakin banyak setiap tahunnya. Data terkait korban atau pelaku kekerasan seksual di Indonesia belum terintegrasi atau merepresentasikan situasi kekerasan seksual secara nasional atau global. Oleh sebab itu diperlukan upaya preventif kekerasan seksual melalui pemberian pendidikan seksual anak usia dini yang diberikan oleh orang tua dan guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guru TK dapat merancang penanganan kasus kekerasan seksual pada anak. Metode penelitian yang digunakan ialah literature review. Literature review tentang kekerasan seksual anak dan pendidikan seksual anak usia dini. Pencarian jurnal, buku dan sebagainya dengan mengakses database Google Scholar, PubMed, ProQuest dan sebagainya dalam rentang tahun penelitian (2016-2023). Hasil dari sebelas (11) jurnal penelitian sebelumnya dianalisis serta diintervensi dari segi strategi, media, metode dan materi pendidikan seksual supaya peneliti dengan mudah untuk merancang penanganan kasus kekerasan seksual pada anak. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian pendidikan seksual anak usia dini dapat mengurangi peristiwa kekerasan seksual melalui pengenalan bagian tubuh sesuai jenis kelamin; anggota tubuh yang perlu dirawat dan dijaga baik; sentuhan baik dan tidak baik. Komunikasi ditunjang dengan media, metode, strategi, dan materi pembelajaran supaya anak dapat memahami materi pendidikan seksual. Peneliti ingin mencoba merancang penanganan kasus kekerasan seksual pada anak supaya sekolah, guru, dan orang tua dapat memahami gejala perubahan sikap dan perilaku yang ditujukkan orang dewasa kepada anak usia dini.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4301HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU MENYONTEK PESERTA DIDIK KELAS VIII B SMP NEGERI 36 SEMARANG2023-08-30T08:38:31+00:00Arrum fachridatulfachridatularrum@gmail.comDini Rakhmawatidini@upgris.ac.idNanik Dwihastutinanik@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan regulasi emosi dengan perilaku menyontek peserta didik. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif dengan jenis deskriptif korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>random sampling</em> dengan jumlah sampel sebanyak 30 siswa yang diambil secara acak. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket regulasi emosi dan perilaku menyontek menggunakan metode skala likert dengan 4 pilihan jawaban. Data dianalisis menggunakan korelasi <em>product moment</em>. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dengan perilaku menyontek peserta didik, dengan nilai sig 0,000 < 0,05, dan nilai korelasi antara kedua variabel yaitu sebesar 0,793, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan perilaku menyontek peserta didik. </p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4302Hubungan Kontrol diri dengan Disiplin Belajar Siswa Kelas XI di SMK N 4 Semarang 2023-08-30T08:40:26+00:00Stevi Ardiana Saristeviardianasari@gmail.comAnis Nurhaning Tyasanisnurhaningtyas@gmail.comDini Rakhmawatidini@upgris.ac.id<p>Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui sebuah informasi dari hubungan kontrol diri dengan disiplin belajar kelas XI SMK Negeri 4 Semarang. Penelitian menerapkan metode pendekatan kuantitatif korelasional. Populasi penelitian yakni siswa kelas XI SMK Negeri 4 Semarang berjumlah 612 orang yang memiliki sample dengan penelitian ini yaitu 242 siswa. Penentuan sampel untuk siswa menggunakan sample random sampling. Instrumen yang dilakukan oleh peneliti yakni menggunakan skala kontrol diri dan skala disiplin belajar yang dikembangkan dan sudah diuji validitas dan realibilitas. Uji hipotesis dengan uji korelasi <em>product moment pearson</em>. Analisis korelasi yang berupa product moment pearson menunjukan hasil yang positif. Sehingga bertambah tinggi kontrol diri, maka bertambah tinggi juga tingkat disiplin belajar siswa. Kebalikannya, bertambah rendah tingkat seseorang dalam mengkontrol diri, maka bertambah rendah pula tingkat dari disiplin belajar siswa.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4303Peran Konsep Diri Terhadap Perilaku Prososial Peserta Didik 2023-08-30T08:42:13+00:00Nurjanahnurjanah.spd036@gmail.comWiwik Kusdaryaniwiwikkusdaryani@upgris.ac.idSri Wahyu Puji Astitisriwahyupuji@gmail.com<p>Hal terpenting yang harus dilakukan remaja dalam masa perkembangannya adalah membentuk identitas diri melalui pemahaman tentang konsep dirinya. Kecenderungan peserta didik di sekolah, belum mampu berpikir secara logis terhadap peristiwa yang sifatnya nyata, pengembangan konsep diri yang dimiliki belum optimal sehingga peserta didik cenderung belum mampu berargumentasi dalam memecahkan masalah. Perkembangan emosi moral dan empati juga menggambarkan masa remaja sebagai masa dimana remaja mulai peka dan mudah memahami perilaku prososial seperti berbagi dan sukarela. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Konsep Diri terhadap Perilaku Prososal peserta didik di SMP Negeri 6 Semarang. Populasi dari penelitian ini diambil dari 199 siswa kelas VII. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala Konsep Diri dan skala Perilaku Prososial menggunakan Analisis Regresi Berganda dan Teknik Korelasi Parsial. Hasil menunjukkan peran signifikan positif antara Konsep Diri terhadap Perilaku Prososial yang menunjukkan F = 70,770, p = 0,000 (p<0,05). Peran signifikan positif dari Konsep Diri terhadap Perilaku Prososial ditemukan t = 8,345, p = 0,000 (p <0,05). Kontribusi Efektif Konsep Diri terhadap Perilaku prososial menunjukkan 52,6%, dan sekitar (47,4%) dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang tidak menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan berdasarkan hasil analisis ditemukan peran signifikan positif Konsep Diri terhadap Perilaku Prososial. Semakin tinggi skor Konsep Diri, semakin tinggi pula Perilaku Prososial. Sebaliknya, semakin rendah Konsep Diri, maka rendah pula Perilaku Prososial.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4304Peran Guru dalam Implementasi Pendidikan Inklusi di SD Negeri Susukan 04 Ungaran Timur Judul Bahasa Indonesia 2023-08-30T08:42:15+00:00Adinda Sekar Dewani addndskr30@gmail.com<p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p><strong>ADINDA SEKAR DEWANI. NPM 19110037. <em>“Peran Guru Dalam Implementasi Pendidikan Inklusi di SD Negeri Susukan 04 Ungaran Timur”. </em></strong>Skripsi. Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas PGRI Semarang. Dosen pembimbing I Eka Sari Setianingsih, S.Pd.,M.Pd. Dosen pembimbing II MA Primaningrum Dian, S.Psi.,M.Psi.,Psikolog.2023Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penyelenggaraan pendidikan inklusi di SD Negeri Susukan 04 Ungaran Timur yang beberapa guru masih menyamaratakan anak ABK dengan anak regular lainnya dengan menerapkan metode serta proses pembelajaran yang sama. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru dalam mengimplementasikan pendidikan inklusi di sekolah dasar.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas rendah yang ada di SD Negeri Susukan 04 sebanyak 3 orang guru kelas rendah, 1 kepala sekolah, 2 rekan kerja guru, dan 3 orang tua anak berkebutuhan khusus. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.</p> <p>Berdasarkan hasil analisis data penelitian bahwa peran guru di SD Negeri Susukan 04 cukup baik. Peran yang paling dominan pada guru di sekolah tersebut ialah peran mendidik dan peran membimbing. Kesimpulan dari peran guru tersebut ialah, peran guru di SD Negeri Susukan 04 berada pada kategori baik, ditunjukan adanya keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4306KEMAMPUAN KOLABORASI BERDASARKAN KONSEP DIRI SISWA SMA2023-08-30T08:45:20+00:00Khoirul Latifkhoirullatif4032@gmail.comChr. Argo Widihartoargowidiharto@upgris.ac.idGanefianiganefiani5@gmail.com<p>Kemampuan abad 21 salah satunya adalah kemampuan kolaborasi. Kemampuan ini dipengaruhi oleh banyak factor salah satunya konsep diri yang dimiliki siswa. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan kolaborasis siswa yang berasarkan konsep diri siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Semarang. Sampel penelitian ini berjumlah 155 siswa yang dipilih menggunakan teknik <em>couta sampling. </em>Pengumpulan data menggunakan skala kemampuan kolaborasi dan skala konsep diri. Data yang diperoleh lalu dianalisis mengunakan analisis regresi sederhana dengan batuan SPSS 26.00. Disimpulkan bawah ada hubungan konsep diri siswa dengan kemampuan kolaborasi dengan R(Squer) sebesar sebesar 0.154, yang berarti bahwa konsep diri memiliki hubungan dengan kemampuan kolaborasi sebesar 15,4%.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)https://conference.upgris.ac.id/index.php/snbk/article/view/4305Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Efikasi Diri Peserta Didik Sekolah Menengah Atas2023-08-30T08:45:14+00:00Halimatun Nihayahhalimatunnihayach@gmail.comSuhendri Suhendrisuhendri@upgris.ac.idNurul Hidayahhalimatunnihayach@gmail.com<p>Penelitian ini dilatar belakangi oleh data yang menunjukkan bahwa beberapa peserta didik kelas X MAN 1 Kota Semarang memiliki efikasi diri yang rendah. Sebagai individu, peserta memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi, salah satunya yaitu efikasi diri atau keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya. Efikasi diri dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu dalam mengelola emosi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap efikasi diri peserta didik. Pengumpulan data dari penelitian ini yaitu menggunakan instrumen kecerdasan emosional dan efikasi diri yang diadopsi dari penelitian sebelumnya. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 143 dengan menggunakan teknik <em>random sampling</em>. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis regresi sederhana menggunakan SPSS</p> <p>26.00. Hasil penelitian yaitu terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap efikasi diri peserta didik dengan R(Square) sebesar 0,416 yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan dengan efikasi diri sebesar 41,6%.</p>2024-01-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Seminar Bimbingan Konseling (SMAILING)