Materi Pendidikan Seksual Anak Usia Dini Berbasis Budaya Jawa di RA Tanwirul Qulub 01 Semarang
Keywords:
Anak Usia Dini, Materi Pendidikan Seksual, Budaya JawaAbstract
Membicarakan pendidikan seksualitas di masyarakat Indonesia masih terkesan tabu, karena adanya budaya dan norma sehingga tidak mampu memberikan jawaban tepat terkait seksualitas ketika anak menanyakan seksualitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman guru terkait materi menjaga tubuh termasuk perlindungan diri di dalam program sekolah bertema “Tubuhku”. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Penelitian dari bulan Oktober-November 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai latar tempat, sumber dan cara. Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam kepada kepala sekolah dan guru, pengumpulan data, berupa hasil kegiatan penelitian. Triangulasi data menggunakan sumber data dari kepala sekolah dan guru, teknik berupa observasi dan wawancara partisipan, dan waktu di siang hari. Teknik analisis data menggunakan reduksi data dari hasil observasi dan wawancara partisipan guru, penyajian data tentang pengetahuan partisipan guru terhadap materi pendidikan seksual anak usia dini berbasis budaya Jawa. Terakhir, penarikan kesimpulan dilakukan dengan meninjau catatan selama proses penelitian dan pengembangan hasil temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi pendidikan seksual anak usia dini berbasis budaya Jawa di RA Tanwirul Qulub 01 Semarang, berupa sentuhan boleh dan tidak boleh; toilet training; cara berpakaian; batasan aurat; cara melindungi diri; cara bersikap; dan batasan antar jenis kelamin. Materi pendidikan seksual anak usia dini berbasis budaya Jawa harus mengikuti perkembangan dan usia, karena sekolah berencana memasukkan pendidikan seksual ke dalam kurikulum, bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar mengenai perkembangannya melalui toilet training, self-touching, dan bermain. Diperlukannya kerjasama dan komunikasi antara guru dengan orang tua supaya anak dapat memahami atau menjadikan kebiasaan dan memiliki sikap positif terhadap perkembangan seksualitas.