Implementasi Pendidikan Inklusi Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Pada Aspek Psikomotor Di SMP Negeri 4 Kota Semarang
Abstract
Penelitian didasarkan pada kekurangan dalam pola berfikir anak-anak dengan kebutuhan khusus di sekolah menengah negeri 4 Kota Semarang. Pada siswa dengan berkebutuhan khusus terutama mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, cenderung kurang pada saat materi pengetahuan dan tampak lebih menonjol pada kegiatan keterampilan atau peraktik. Karena siswa dengan berkebutuhan khusus di SMP Negeri 4 Kota Semarang tidak ada yang mengalami disabilitas, sehingga pada saat kegiatan pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan terutama pada materi keterampilan cenderung lebih menonjol dibandingkan saat menerima materi pengetahuan. Pelaksanaannya di SMP Negeri 4 Kota Semarang baru ditahun 2020, namun masih belum sesuai dengan ketentuan yang ada. Tujuan dari studi ini ialah: 1.) Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya atau adanya Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus di SMP Negeri 4 Kota Semarang. 2.) Untuk mengetahui bagaimana pendidikan inklusi yang di dapatkan anak-anak dengan kebutuhan khusus dalam pembelajaran PJOK pada aspek psikomotor di SMP Negeri 4 Kota Semarang. 3.) Untuk mengetahui bagaimana perlakuan yang diterima oleh siswa berkebutuhan khusus dari guru PJOK dan siswa reguler baik dari pembelajaran, penilaian maupun kegiatan yang ada di sekolah. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kasus dalam pendekatan dalam mencari data kualitatif yang akan memakai penelitian kualitatif menggunakan triangulasi data. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa implementasi pendidikan inklusi terhadap anak berkebutuhan khusus di SMP Negeri 4 Kota Semarang sudah dalam kategori baik. Bukti dari hasil penelitian ini bisa dilihat dari berjalan dengan baiknya aspek-aspek seperti perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam program pendidikan inklusi tersebut. Saran dari peneliti untuk program pendidikan inklusi : 1.) Perlu adanya sosialisasi kepada guru atau tenaga pendidik terkait data siswa ABK beserta hambatan, potensi dan bakat dari siswa ABK tersebut, 2.) Perlu adanya kurikulum yang baku untuk menentukan capaian yang sesuai dengan kemampuan siswa ABK, 3.) Perlu adanya pendanaan untuk membangun ruang sumber bagi siswa ABK di SMP Negeri 4 Kota Semarang, 4.) Perlu adanya guru pembimbing khusus (GPK) untuk mengawasi, membimbing, menjaga siswa ABK selama di lingkungan sekolah hingga siswa ABK pulang atau dijemput orangtuanya.
Kata kunci: Implementasi, Pendidikan Inklusi, Anak Berkebutuhan Khusus