MONUMENTASI LEGENDA CINTA RATU KALINYAMAT DAN SULTAN HADLIRIN DALAM MASJID MANTINGAN JEPARA
Keywords:
Ratu Kalinyamat, local hero, Masjid Mantingan, kebudayaan materialAbstract
Masjid Mantingan, juga dikenal dengan nama Masjid Astana Sultan Hadlirin, adalah salah satu masjid kuno yang terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Masjid Mantingan merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari masjid, permakaman, dan sebuah museum sederhana. Bangunan masjid ini memiliki gaya arsitektur campuran dari kebudayaan Hindu-Budda, Jawa, dan Tionghoa. Atapnya berbentuk tumpang dan mustaka yang merupakan akulturasi dari arsitektur masa Majapahit dan Tionghoa. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana masyarakat Kabupaten Jepara merepresentasikan kisah cinta tokoh Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin. Artikel ini hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi Stuart Hall. Kisah tokoh Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin menjadi salah satu kekayaan sastra lisan di Indonesia. Cerita tentang ketokohannya dikisahkan turun-temurun oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Jepara. Kisah ini menjadi spirit bagi masyarakat dan mereka memonumentasikannya menjadi local hero-nya. Konstruksi Ratu Kalinyamat sebagai local hero ini bergerak di seluruh wilayah Kabupaten Jepara. Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Jepara memiliki representasi yang sama terhadap kisah Ratu Kalinyamat ini. Kekayaan wujud representasi yang dihasilkan (situs, kebudayaan material, ritual, mitos, seni pertunjukan) menjadi kekuatan masyarakat untuk membentuk jati dirinya. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, Ratu Kalinyamat adalah pemimpin wanita dari Jepara yang berpengaruh. Kedua, konstruksi memori kolektif masyarakat Kabupaten Jepara sangat terkait dengan keberadaan Ratu Kalinyamat. Ketiga, kebudayaan material Ratu Kalinyamat masih bisa disaksikan sampai sekarang. Keempat, Masjid Mantingan Jepara menyimpan memori kisah cinta antara dua pememimpin legendaris Jepara, yaitu Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin.