BERKACA DARI PROSES KREATIF ACEP ZAMZAM NOOR
Keywords:
proses kreatif, Acep Zamzam Noor, perspektif Pierre Bourdieu, HabitusAbstract
Lingkungan keluarga pesantren yang dekat dengan tradisi membaca kitab, serta bahan bacaan yang tersedia, termasuk karya sastra menjadikan kebiasaan yang melekat dan modal dasar bagi Acep Zamzam Noor (selanjutnya ditulis AZN) untuk berkenalan dengan karya sastra. Sejak dari SD, ia mengenal puisi, bahkan mengagumi 2 penyair besar Indonesia seperti Amir Hamzah dan Chairil Anwar sejak SLTP sehingga ia memilih menjadi penyair sebagai salah satu jalan hidupnya. Melalui sebuah esai yang ditulis AZN yang berjudul “Sekitar Proses Kreatif Saya” yang terdapat dalam kumpulan esai Puisi dan Bulu Kuduk yang terbit 2021, tulisan ini bertujuan menggambarkan bagaimana AZN memperlihatkan lingkungan yang telah membentuknya sehingga melahirkan kekonsistenan bagi dirinya untuk mencintai puisi dengan terus menulis puisi. Untuk itu, tulisan ini mencoba mendekati esai yang ditulis AZN secara close reading dengan menggunakan perspektif Pierre Bourdieu sebagaimana dinyatakan bahwa kebiasaan yang tertanam dari keluarga yang senang membaca, serta lingkungan pergaulan AZN menjadi cerminan bahwa membaca sastra dan bergaul dengan lingkungan yang lebih luas akan menjadi habitus dan modal yang kuat, baik dari segi budaya, simbolis, sosial, maupun ekonomi yang menunjukkan bahwa sastra memiliki peran dalam pembentukan karakter istikamah sebagai karakter yang dibutuhkan untuk membentuk sifat kepemimpinan bangsa.