Budaya Antri Sebagai Pembangun Karakter Menghargai Hak Orang Lain
Keywords:
Budaya Antri, Perilaku, Disiplin, Konsistensi, KeteladananAbstract
Mengantri adalah hal yang paling sederhana dan mudah dilakukan, namun tidak semua orang sanggup dan mau melakukannya. Melihat semakin maraknya ketidakpedulian terhadap kedisiplinan, etika dan rasa toleransi serta sikap menghargai hak orang lain ini, penulis merasa perlu untuk mengangkat dan membahas permasalahan “budaya antri” ditinjau dari aspek pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini. Merubah dan melatih perilaku memerlukan pengulangan berkali-kali hingga menjadi suatu kebiasaan. Karena melatih dan menanamkan kedisiplinan, kesabaran dan kemauan ini memerlukan waktu yang tidak singkat. Ini adalah kajian awal/pendahuluan, penulis melakukan uji coba dan pengamatan perilaku pada anak usia dini dan orang dewasa di masyarakat sekitar. Dari uji coba terhadap perilaku anak usia dini dan pengamatan perilaku orang dewasa, disimpulkan bahwa ketika anak sudah mulai bersosialisasi, berkawan dan berbagi dengan yang lain, maka perlu ditanamkan sikap mengurangi rasa keakuan (ego) yang ada pada dirinya. Sedangkan untuk orang dewasa, perubahan karakter (attitude) dapat juga terjadi “seketika” bila seseorang harus berhadapan dengan pelaksanaan aturan ketertiban yang ketat dan berada pada lingkungan perilaku disiplin masyarakat sekitar (behavior) yang sudah terbentuk dengan baik. Yang terakhir, dibutuhkan kemauan dan konsistensi diri yang tinggi dan keteladanan.