MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN PMRI BERBASIS BUDAYA LOKAL PEKALONGAN PADA MATA KULIAH STATISTIKA
Keywords:
kemampuan pemahaman konsep, pendekatan PMRI, budaya lokal Pekalongan, statistikaAbstract
Pekalongan terkenal kaya akan tradisi dan budaya, sehingga perlu dilestarikan. Salah satu cara untuk melestarikan budaya Pekalongan adalah dengan mengintegrasikan budaya Pekalongan ke dalam pembelajaran. Pembelajaran akan lebih bermakna jika seseorang dapat mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh seseorang. Pembelajaran bermakna dapat dilakukan dengan pendekatan PMRI atau yang disebut dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Pendekatan PMRI memandang bahwa matematika sebagai suatu bentuk aktivitas manusia, sehingga proses pembelajaran diawali dengan menggunakan masalah kontekstual sebagai pondasi dalam membangun konsep matematika. Masalah kontekstual tersebut dapat disajikan melalui budaya Pekalongan, seperti batik, megono, lopis, festival balon udara, dan sebagainya. Mahasiswa sebagai generasi muda pun perlu mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi realitas yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep yang dipelajari. Melalui pemahaman konsep yang baik, mahasiswa tidak hanya sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikan konsep sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Penguasaan kemampuan pemahaman konsep sangat penting karena dapat memudahkan mahasiswa dalam memahami materi yang dipelajari, termasuk statistika. Oleh karena itu, salah satu alternatif solusi untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep mahasiswa dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan PMRI berbasis budaya lokal Pekalongan.