Analisa Kajian Risiko Bencana Alam dan Keterkaitan Kebijakan Pemerintah serta Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Kegiatan Mitigasi Bencana di Kabupaten Cirebon
Abstract
Kabupaten Cirebon merupakan daerah yang terletak di pesisir laut jawa yang sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dan pada tahun 2020 memiliki nilai Indeks Risiko Bencana (IRB) 160.63 yang termasuk kedalam kelas risiko tinggi. Kajian Risiko Bencana Tahun 2017 menunjukkan hasil rekapitulsi kelas indeks bahaya dari 9(sembilan) jenis potensi bencana di Kabupaten Cirebon berada pada kelas tinggi hingga rendah. Bencana dengan kelas bahaya tinggi yaitu banjir, banjir bandang, cuaca ekstrim dan longsor. Bencana dengan kelas bahaya sedang yaitu gelombang ekstrim dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan, sedangkan untuk gempa bumi dan letusan gunung api berada pada kelas bahaya rendah. Dalam rentang tahun 2017 – 2020 sudah terjadi total 2.358 kejadian bencana yang berdampak pada 94.510 jiwa (tahun 2017), 222.937 jiwa (tahun 2018), 207.045 jiwa (tahun 2019) dan 84.140 jiwa (tahun 2020) dengan jumlah total 7korban jiwa meninggal selama kurun waktu tersbeut. Kejadin bencana tersebut juga berdampak pada rusaknya bangunan rumahmasyarakat dan fasilitas umum yang ada di Kabupaten Cirebon. Melihat begitu besarnya risiko bencana yang ada di KabupatenCirebon, maka perlu adanya peran dari Pemerintah setempat dan partisipasi masyarakat dalam upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana. Kajian ini bertujuan untuk memetakan keterkaitan peran Pemerintah dan masyarakat pada kegiatan mitigasi bencana dalam upaya penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dengan pendekatan deskriptif yang didasarkan pada data-data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan peran strategi dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam upaya mitigasi bencana sudah dilaksanakan dengan baik akan tetapi masih belum optimal, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penurunan indeks risiko bencana di Kabupaten Cirebon daritahun 2017 – tahun 2020 sedangkan untuk kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya siaga bencana masih ada pada kategori rendah dan perlu ditingkatkan.