ANALISIS KEGAGALAN MATERIAL ST 37 PADA MAIN SHAFT VIBRATOR CONVEYOR MESIN VERTICAL DRYER KAPASITAS 6 TON DI PT. PURA BARUTAMA DIVISI ENGINEERING

Authors

  • Sayyid Fajri Nur Fauzi Universitas PGRI Semarang

Abstract

Main Shaft merupakan bagian dari komponen Vibrator Conveyor pada mesin Vertical Dryer kapasitas 6 ton
yang merupakan salah satu produk dari PT. Pura Barutama Divisi Engineering yang berfungsi sebagai mesin
pengering gabah padi yang tidak terpengaruhi oleh cuaca. Vibrator Conveyor berfungsi untuk mengalirkan
material (gabah) ke atas dan maju sehingga material akan berjalan sepanjang jalur conveyor untuk diteruskan
ke proses berikutnya. Main Shaft bekerja sebagai penerus putaran dari motor penggerak menuju ke pan stand
dengan mengubah gerak rotasi menjadi gerak translasi yang disalurkan melalui arm. terdapat poros eksentrik
sebagai subkomponen dari main shaft yang berfungsi sebagai pemberi getaran pada pan stand. Dalam
penelitian ini, dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan pada main shaft dengan
tujuan menganalisa faktor penyebab dan mekanisme terjadinya kegagalan komponen main shaft. Pengujian
yang dilakukan untuk menganalisa kegagalan ini adalah pengamatan makroskopis, uji komposisi kimia, analisa
struktur mikro, pengujian kekerasan, dan pengujian keausan. Hasilnya adalah faktor yang menyebabkan
terjadinya kegagalan komponen main shaft pada vibrator conveyor yaitu kesalahan pemilihan material dan
kesalahan perlakuan panas. Mekanisme kegagalan komponen main shaft pada vibrator conveyor mesin vertical
dryer kapasitas 6 ton diawali dengan material main shaft telah terjadi perlakuan panas yang muncul akibat
adanya pembebanan dengan jenis siklus tegangan bolak balik (reversed stress cycle) dan gesekan secara terus
menerus selama proses berlangsung, yang mengakibatkan terjadinya creep (merangkak) dan turunnya nilai
kekuatan material, sehingga material terjadi deformasi plastis berupa keausan akibat kelelahan (fatigue) pada
bagian yang terkena tegangan secara terus menerus (cycle stress) yang awalnya hanya berupa retak kecil,
kemudian merambat ketika setiap kali ujung retak tersebut menerima tegangan, dan terjadi juga konsentrasi
tegangan pada bagian tertentu yang menyebabkan keausan lebih besar dibandingkan bagian yang lainnya.

Downloads

Published

2025-02-03

Issue

Section

Articles