Menjalin Ketahanan Mental: Hubungan Resiliensi dan Subjective Well-Being dalam Mengatasi Stres pada Remaja
Keywords:
Resiliensi, Subjective Well-Being, StressAbstract
Masa remaja sebagai masa krusial, di mana beberapa perilaku pengambilan risiko dan peningkatan reaktivitas emosional biasanya ditunjukkan oleh seorang remaja. Remaja saat ini dihadapkan pada masa di mana segala sesuatunya berubah dengan cepat dan sulit diprediksi, dikenal sebagai era VUCA, mencakup Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Untuk melawan pemicu stres selama kondisi buruk, mereka perlu mengembangkan sifat yang dikenal sebagai resiliensi, dan subjective well-being. Penelitian ini menggunakan metode literature review untuk mengumpulkan data dengan menggunakan referensi jurnal dari sepuluh tahun terakhir sebanyak enam belas referensi. Hasil penting yang dibahas antara lain konsep dan keberfungsian subjective well-being sebagai faktor pelindung sekaligus membangun resiliensi di kalangan remaja serta membahas karakteristik kepribadian seperti peningkatan resiliensi yang akan menghasilkan subjective well-being yang lebih besar. Adapun untuk mendapatkan publikasi yang sesuai, penelitian menggunakan kata kunci yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode proses pencarian pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian atau research question dibuat oleh peneliti berdasarkan kebutuhan topik yang dipilih. Sedangkan proses pencarian digunakan untuk memperoleh atau mencari sumber-sumber yang relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian (RQ). Peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan resiliensi dalam subjective well-being dapat membantu siswa mengelola stres. Dengan ini peneliti menemukan bahwa resiliensi dalam subjective well-being memiliki dampak positif bagi siswa sehingga dapat dijadikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.