158. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Metode Debat Aktif Pada Mata Pelajaran Biologi
Keywords:
Berpikir kritis, PBL, Debat AktifAbstract
Berpikir kritis merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik di abad 21 ini karena dapat membantunya di dalam kehidupan sehari-hari dan mendatang. Kemampuan berpikir kritis digunakan untuk dapat memecahkan sebuah permasalahan, harapannya dari berpikir kritis, peserta didik mampu menyelesaikan masalah-masalah yang kelak dihadapinya. Berpikir kritis memiliki lima indikator antara lain mengidentifikasi dan menjelaskan masalah (Interpretasi) 2. Mengumpulkan informasi tentang masalah (Analisa) 3. Mengevaluasi informasi mengenai ketepatan dalam penerapannya (Evaluasi) 4. Menarik kesimpulan dari bukti dan fakta yang ada (Inference) 5. Menjelaskan kesimpulan dengan logis (Penjelasan). Dari kelima indikator tersebut digunakan sebagai dasar bagi penilaian tingkat berpikir kritis peserta didik. Melalui hasil observasi sebelumnya, peserta didik pada kelas X-6 di SMA N 2 Semarang cenderung terlihat pasif dan hanya beberapa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. PTK ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran Biologi dengan menggunakan model Problem Based Learning metode Debat Aktif. Instrumen pengumpulan data kemampuan berpikir kritis ini ditinjau dari hasil rubrik penilaian berdasarkan kelima indikator berpikir kritis. PTK ini dirancangan dalam dua siklus dengan beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif deskriptif. Didapatkan hasil skor rata-rata berpikir kritis pada siklus pertama yaitu 1,4 dengan kategori sangat rendah, dan hasil skor rata-rata berpikir kritis pada siklus kedua yaitu 2,2 dengan kategori rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dengan metode Debat Aktif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kelas X-6. Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik nampak kurang signifikan, untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik sebaiknya pembelajaran dibiasakan dengan SCL (Student Centered Learning) supaya peserta didik terbiasa dalam penyampaikan pendapat atau argumennya dengan bahasa dan pemahamannya sendiri.